Depag NTT Harus Proaktif Jembatani Forkom Umat Beragama
"Semua pihak jangan menempatkan emosional tanpa pikiran rasional, jangan pakai otot tetapi utamakan kemampuan berpikir jernih dengan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa"
Wednesday, Sep. 7, 2005 Posted: 6:00:42PM PST
Kanwil Departemen Agama Nusa Tenggara Timur (NTT) harus proaktif menjembatani forum komunikasi (Forkom) umat beragama guna menghindari segala bentuk konflik antaragama sehubungan dengan aksi penutupan sejumlah rumah ibadah umat Kristiani di Jawa Barat dan Jawa Tengah, Suara Pembaruan memberitakan.
"Gubernur menegaskan hal itu dalam pertemuan koordinasi dengan unsur Muspida NTT beserta pimpinan umat beragama, tokoh pemuda dan pimpinan organisasi, Sabtu (3/9) kemarin," kata Juru Bicara Pemerintah Provinsi NTT, Drs Umbu Saga Anakaka di Kupang, Minggu kemarin.
Dalam pertemuan itu, katanya, Gubernur NTT, Piet Aleksander Tallo SH mengajak semua pihak untuk mencermati insiden pelecehan agama yang mencuat di Jawa Barat dan Jawa Tengah pekan lalu dengan pikiran jernih dan hati yang sejuk.
Kelompok masyarakat tertentu di dua provinsi itu melakukan aksi yang tidak sepantasnya terhadap umat Kristiani sehingga rentan menimbulkan kemarahan penganut agama Kristen.
"Semua pihak jangan menempatkan emosional tanpa pikiran rasional, jangan pakai otot tetapi utamakan kemampuan berpikir jernih dengan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Anakaka mengutip penegasan Gubernur NTT.
Gubernur Tallo, tambah Anakaka, juga meminta semua komponen di provinsi kepulauan ini untuk tidak radikal dalam menyikapi aksi tidak terpuji di Jawa Barat dan Jawa Tengah karena hanya akan merugikan banyak pihak.
"Hindari anggapan mayoritas dan minoritas umat beragama dalam mencermati setiap permasalahan yang berkaitan dengan agama sehingga akan selalu tercipta suasana damai dan toleransi umat beragama yang terpelihara secara baik," ujarnya.
Ia menambahkan, kasus kerusuhan Kupang tahun 1998 lalu merupakan bukti sejarah kelam dalam jalinan hubungan umat beragama di NTT, jangan lagi munculkan peristiwa tidak menyenangkan itu hanya karena emosional dalam menyikapi kasus di daerah lain.
Anakaka mengatakan, khusus kepada Kepala Kantor Wilayah Depag Provinsi NTT, Drs Johanes Berchmans Bali, gubernur mengharapkan pertemuan koordinasi Forum Umat Beragama di NTT diaktifkan dan harus berkelanjutan.
Hendaknya kesepakatan etis hasil dialog sesama tokoh agama tanggal 16 Januari 2003 yang menekankan pentingnya jalinan koordinasi lembagalembaga agama di NTT diimplementasikan agar makin mempererat jalinan hubungan antarumat beragama di daerah ini.
"Para pimpinan umat beragama di daerah ini pun sudah menyamakan persepsi tentang persoalan yang terjadi di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang pada intinya tidak diperkenankan melakukan sikap radikal karena terbawa emosi saat menerima informasiinformasi sepihak," katanya.
Dalam pertemuan koordinasi itu, tambah Anakaka, Kapolda NTT, Brigjen Polisi Drs Edward Aritonang, juga menegaskan bahwa insiden yang terjadi di Bandung Selasa (30/8) lalu itu bukan peristiwa penyanderaan umat Kristiani sehingga tidak perlu dibesarbesarkan.
Kapolda Aritonang menyampaikan informasi hasil koordinasi dengan Kapolda Jawa Barat dan pemberitahuan dari Mabes Polri tentang insiden pelecehan agama di Bandung itu.
"Yang jelas pelecehan terhadap agama mana pun merupakan perbuatan yang bertentangan dengan aturan hukum sehingga akan ada penindakkan tegas. Kapolda menghimbau semua umat beragama agar tetap tenang menyikapi permasalahan tersebut," kata Anakaka.
Next Page: 1 | 2 |
Nofem Dini
|