Mudika Didesak Utamakan Kejujuran Sebagai Langkah Awal Memberantas Korupsi
nilai kejujuran merupakan suatu saran untuk membantu Mudika menanggapi nota pastoral KWI
Saturday, Jul. 30, 2005 Posted: 3:09:32PM PST
Selama Tahun Pemuda Nasional, para uskup secara pribadi mendorong muda-mudi Katolik (Mudika) untuk merefleksikan peran mereka dalam meningkatkan perubahan positif dalam Gereja dan masyarakat.
Sekitar 3.000 anggota Mudika setempat bertemu 6-10 Juli di Gereja St. Yohanes Penginjil di Laikit, timur Manado. Mereka berasal dari 41 dari 45 paroki di Keuskupan Manado yang mencakup Propinsi Sulawesi Tengah, Propinsi Gorontalo, dan Propinsi Sulawesi Utara, demikian diberitakan Mirifica.
Uskup Manado Mgr Josephus Suwatan MSC menekankan lomba seni dan olahraga yang diadakan selama pertemuan itu saat meminta peserta untuk membawa pulang kejujuran yang telah mereka pelajari.
"Dalam perlombaan ini, Mudika kita belajar bagaimana mengimplementasikan firman untuk bersikap jujur, adil, dan tidak mencurangi lawan. Perlombaan kesenian dan olahraga menjadi sarana penghayatan firman yang hidup," kata uskup pada Misa penutup.
Uskup meminta Mudika untuk melakukan yang terbaik di bidang keahlian mereka masing-masing, tapi tidak dengan cara-cara curang atau tidak adil, "karena bangsa kita terpuruk karena orang senang berbuat curang dan merugikan sesama."
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menetapkan tahun 2005 sebagai Tahun Pemuda Nasional untuk memotivasi kaum muda Katolik untuk berfokus pada bagaimana mereka bisa ikut membarui Gereja dan masyarakat.
Pastor Johannes Lengkong MSC, sekretaris Uskup Suwatan, mengatakan kepada UCA News 13 Juli, imbauan uskup agar menekankan nilai kejujuran merupakan suatu saran untuk membantu Mudika menanggapi nota pastoral KWI yang dikeluarkan November 2004. Nota pastoral itu mengimbau pengembangan "habitus baru keadaban publik" untuk menegakkan keadilan sosial.
Pertemuan Mudika Manado yang digelar sekali dalam dua tahun tidak secara khusus membahas habitus baru keadaban publik, tapi keuskupan akan mengundang wakil-wakil kaum muda dari setiap paroki untuk melakukannya, lanjutnya.
Menurut Pastor John Montolalu, "Kami sedang merencanakan lokakarya khusus untuk Mudika pada 12-14 Agustus untuk membahas keadaban publik seperti tertuang dalam nota pastoral KWI." Lokakarya itu, yang akan dihadiri oleh minimal dua wakil Mudika dari setiap dari 45 paroki di Keuskupan Manado, akan secara resmi merayakan Tahun Pemuda Nasional di keuskupan itu, katanya.
Ruddy Marcelino Rarun, ketua panitia pertemuan Mudika, mengatakan kepada UCA News, Mudika merasakan semangat persaudaraan tidak hanya dengan sesamanya tapi juga dengan keluarga-keluarga di Laikit dan Dimembe. "Peserta tinggal di rumah-rumah umat paroki dan di sejumlah rumah keluarga Protestan," katanya.
Rarun mengatakan, keluarga-keluarga Protestan "sangat membantu kami untuk mengadakan pertemuan ini." Peserta terkesan dengan solidaritas antara umat Katolik dan Protestan di kedua desa tersebut, lanjutnya.
Sementara itu, Uskup Sintang Mgr Agustinus Agus mengatakan kepada umat Katolik pada pembukaan sebuah pertemuan Mudika di keuskupannya bahwa kaum muda bisa menjadi kunci dalam menerapkan seruan pastoral KWI di daerah mereka.
Next Page: 1 | 2 |
Eva N.
|