Peringatan Yohanes Paulus II Ditandai Sarasehan Buku
Dalam rangka memperingati 100 hari kematian Paus Yohanes Paulus II Paduan Suara Gita Santi dari Paroki Hati Santa Maria Tak Bercela di Kumetiran, Yogyakarta, menggelar sebuah sarasehan
Tuesday, Jul. 26, 2005 Posted: 6:06:48PM PST
Dalam rangka memperingati 100 hari kematian Paus Yohanes Paulus II Paduan Suara Gita Santi dari Paroki Hati Santa Maria Tak Bercela di Kumetiran, Yogyakarta, menggelar sebuah sarasehan tentang bukunya, "Crossing the Threshold of Hope."
Paduan Suara Gita Santi memotori kegiatan yang diadakan 9 dan 10 Juli di Taman Komunikasi di kompleks Penerbit Kanisius yang dikelola Serikat Yesus di Yogyakarta itu. Tanggal 10 Juli merupakan hari ke-100 terhitung mulai 2 April, hari kematian paus, UCA News melalui Mirifica memberitakan.
Pada pentas pembacaan buku itu, 9 Juli, dua orang membacakan empat bab dari buku Paus Yohanes Paulus yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Salah seorang pembaca adalah Landung Rusyanto Simatupang, 54, seorang pengarah teater dan pembaca puisi beragama Katolik.
Penonton, lebih dari 100 orang dari Keuskupan Agung Semarang yang mencakup Yogyakarta, juga menyaksikan pemutaran video tentang almarhum paus.
Simatupang, yang memprakarsai pentas itu, mengatakan kepada UCA News, "Crossing the Threshold of Hope" yang diterbitkan 1994 berisi pemikiran Paus Yohanes Paulus II tentang lebih dari 30 tema. "Sangat disayangkan jika ini tidak sampai ke umat, yang dilakukan tidak hanya lewat buku-buku," katanya. "Saya dan teman-teman memandang pentas ini merupakan sarana lain yang efektif untuk menjangkau umat."
Namun Simatupang menegaskan bahwa pentas itu hanya merupakan suatu cara untuk mempersembahkan buku tersebut. "Supaya menarik, kami mengemasnya dengan visualisasi dengan sarana multi media, serta menampilkan paduan suara dengan lagu-lagu rohani. Untuk mengeksplorasi pemikiran mendiang Bapa Suci agar bisa lebih mendalam, kami mempersilakan umat untuk bersedia sharing iman dalam sarasehan ini," katanya.
Pastor Petrus Stephanus Hary Susanto SJ, seorang narasumber pada sarasehan 10 Juli, mengatakan, pembacaan buku dan sarasehan bisa meneguhkan iman umat dan menggugah harapan mereka. "Menurut saya, kata kunci tulisan Bapa Suci adalah 'Jangan Takut!' karena jika kita memiliki harapan, iman kita akan bertumbuh," katanya.
Pastor Gregorius Subanar SJ, dosen Fakultas Teologi dan Program Pascasarjana tentang Budaya dan Religi di Universitas Katolik Sanata Dharma Yogyakarta, juga melihat acara itu sebagai sarana untuk menimba inspirasi dari almarhum paus dan untuk katekese.
"Pentas ini merupakan sebuah kolaborasi yang luar biasa, yang berbicara tentang Gereja, jabatan kepausan, doa, dan keberadaan Tuhan. Ini mendayagunakan imaginasi, emosi, kehendak, dan roh umat."
Nofem Dini
|