Forum Unio Indonesia Digelar di Bali
Imam-Imam Diosesan Filipina Dan Malaysia Sepakat Perkenalkan Unio
Friday, Jul. 8, 2005 Posted: 5:43:03PM PST
Para imam Malaysia dan Filipina yang menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Unio Indonesia baru-baru ini sepakat mengupayakan pembentukan organisasi-organisasi serupa di negara mereka masing-masing.
Unio Indonesia, sebuah forum solidaritas para imam diosesan di Indonesia, mengadakan Munas ke-8 pada 27-30 Juni di Palasari, Bali. Forum itu berafiliasi dengan Apostolic Union of the Clergy (AUC), sebuah asosiasi internasional dari federasi-federasi klerus di berbagai negara, demikian dilaporkan UCA News.
Sebanyak 177 peserta terdiri atas 165 imam asal Indonesia, enam imam asing, empat uskup asal Indonesia, Monsignor Aponte, dan Monsignor Novatus Rugambwa, penasihat Nunsiatur Apostolik di Indonesia.
Dua imam asal Malaysia dan empat imam asal Filipina yang juga menghadiri Munas Unio Indonesia mengadakan pertemuan 28 Juni dengan Monsignor Julio Daniel Botia Aponte (Ketua International AUC) dan Pastor Stanislaus Ferry Sutrisna Wijaya (Ketua Unio Indonesia).
Para imam tamu itu adalah Pastor Albet Arockiasamy dan Pastor V.A. Michael dari Keuskupan Agung Kuala Lumpur, Pastor Julius S. Tonel dan Pastor Paul Cuison dari Keuskupan Agung Davao (Filipina selatan), dan Pastor Eugene Peral dan Pastor Jose Opalda dari Keuskupan San Carlos (Filipina tengah).
Para imam di Belgia, Italia, Jerman, dan Prancis mendirikan AUC tahun 1862 untuk menanggapi kebutuhan untuk saling membantu.
Pada pertemuan itu, Monsignor Aponte meminta para imam asal Malaysia dan Filipina untuk mengadakan pertemuan nasional dan regional untuk mengilhami rekan-rekan mereka membentuk organisasi-organisasi yang berkaitan dengan AUC di setiap negara.
Saat membicarakan cara memperkenalkan federasi-federasi AUC di Malaysia dan Filipina, para imam asal Malaysia dan Filipina itu sepakat untuk menyampaikan sebuah surat dari Monsignor Aponte kepada konferensi waligereja mereka masing-masing, dan menekankan kepada para uskup tentang pentingnya memiliki sebuah union semacam itu.
Mgr Aponte mengatakan, berafiliasi dengan AUC tidak akan menghancurkan organisasi-organisasi lain tapi justru memberi kesempatan untuk berasosiasi dengan para imam dari negara-negara lain. "Nama yang digunakan boleh berbeda untuk masing-masing negara, tapi tetap berhubungan dengan AUC," lanjutnya.
Pastor Cuison mengatakan kepada UCA News, ia yakin bahwa "berafiliasi dengan AUC itu baik bagi pembinaan klerus diosesan." Filipina memiliki sebuah kelompok persaudaraan untuk klerus diosesan, katanya, "tapi memperluas pertemuan dengan berafiliasi (dengan AUC) merupakan suatu keuntungan baru bagi mereka."
Pastor Michael mengatakan, para imam di Malaysia yang "sibuk" tidak memiliki kelompok-kelompok persaudaraan. Ia mengidentifikasi kebutuhan akan pertemuan khususnya pertemuan doa dan persaudaraan.
Pastor Opalda mengatakan, ia akan memperkenalkan AUC di Filipina karena semangat persaudaraan di kalangan para imam diosesan Indonesia membuatnya tersentuh.
Palasari, yang dihuni sebuah komunitas Katolik Bali, terletak 90 kilometer barat Denpasar, ibukota Propinsi Bali yang mayoritas berpenduduk Hindu.
Next Page: 1 | 2 |
Eva N.
|