ACT Internasional Afirmasi Bantuan untuk Semua Agama
Sebuah prinsip kunci dari Kode Tindakan yang membimbing pekerjaan anggota-anggota ACT adalah untuk menyediakan bantuan kemanusiaan tanpa diskriminasi
Friday, Jun. 17, 2005 Posted: 2:07:42PM PST

Action by Churches Together (ACT) International, sebuah aliansi dari gereja-gereja Protestan dan Orthodox dan agen-agen mereka yang berkaitan dari keanggotaan Dewan Gereja-gereja (World Council of Churches) dan Federasi Lutheran Dunia (Lutheran World Federation) bekerja untuk menyelamatkan jiwa dan mendukung komunitas yang berada dalam keadaan darurat, telah mengafirmasi kembali komitmennya untuk menyediakan bantuan kepada mereka yang membutuhkan dan menerima mereka tanpa melihat agama.
Anggota-anggota dari ACT International mengobservasi Kode Tindakan International Red Cross dan Red Crescent Movement dan NGOs dalam Pemulihan Bencana. Sebuah prinsip kunci dari Kode Tindakan yang membimbing pekerjaan anggota-anggota ACT adalah untuk menyediakan bantuan kemanusiaan tanpa diskriminasi agama.
Menurut ACT, dalam respon setelah bencana tsunami di bulan Desember, banyak wilayah di India, Sri Lanka dan Indonesia dimana anggota-anggota ACT bekerja, pengikut dari agama yang berlainan sering hidup berdampingan. Anggota-anggota Act yang dimotivasi oleh pengajaran dan nilai-nilai Kristiani, telah menawarkan bantuan kemanusiaan kepada semua orang tanpa memandang agamanya – Kristiani, Muslim, Hindu dan orang yang tidak beragama.
Tiga pegawai dari Lutheran World Service India (LWSI) - Prakasham, Thulasi dan Tulu Rehman – semua dari tiga agama yang berbeda, telah mendemonstrasikan sebuah contoh hidup yang amat baik. LWSI, yang membawa pemulihan dan pengembangan jangka panjang di India, bekerja di wilayah yang didominasi Hindu.
Prakasham adalah seorang Kristiani, Thulasi adalah seorang Hindu, dan Tulu Rehman adalah seorang Muslim, mereka semua tinggal di Anichankuppan, satu dari sekian banyak desa di sepanjang pantai timur India yang terkena bencana tsunami.
"Ini adalah India – walaupun kami berbeda-beda, kami hidup dengan damai berdampingan," kata Tulu Rehman. Saat diingatkan mengenai konflik berprofil tinggi yang terjadi di India, ia merespon, "Tetapi itulah politik. Disini di Anichankuppan kami mengerjakan pekerjaan kemanusiaan, dan dalam hal ini hubungan politik dan agama tidak berarti apa-apa."
Prakasham, Thulasi dan Tulu Rehman denga tegas mengaplikasikan Kode Tindakan bantuan kemanusiaan sebagai bagian dalam pekerjaan mereka, menerima orang dari seluruh agama. Mereka mengatakan bahwa itu bahkan menjadi bagia dalam kehidupan mereka juga dirumah.
Saat ini, LWSI adalah satu-satunya NGO yang tinggal di daerah itu sebagai operasi pemulihan. 318 dari 364 keluarga itu secara langsung terpengaruh karena bencana itu, dan 55 rumah hancur total dan sisanya rusak parah, menurut ACT. LWSI akan tinggal disana setidaknya dua tahun lagi untuk memimpin fase rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sandra Pasaribu
|