Pertemuan Katekis Nasional Katolik Digelar
Katekis Harus Punya Spiritualitas, Pengetahuan, dan Keterampilan
Monday, May. 23, 2005 Posted: 1:11:21PM PST
Sekitar 86 katekis, termasuk 15 imam dan tiga suster, berkumpul dalam Pertemuan Nasional Katekis yang bertemakan "Identitas Katekis Pada Zaman yang Cepat Berubah" yang berlangsung dari tanggal 9-12 Mei 2005, bertempat di Wisma Samadi, Jakarta Timur. Acara itu diselenggarakan oleh Dirjen Bimas Katolik Departemen Agama RI dan Komisi Kateketik (Komkat) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), yang dikutip Mirifica dari UCA News.
Dalam pertemuan itu, para katekis dari seluruh Indonesia sepakat bahwa dibutuhkan lebih banyak pelatihan dan pendidikan untuk membantu mereka mengembangkan spiritualitas umat Katolik. Dan mereka meminta para uskup untuk lebih banyak membantu dalam memenuhi peran mereka.
Selama empat hari, para katekis saling menceritakan situasi di keuskupan mereka masing-masing, mendengarkan ceramah dan membicarakan peran utama, dan menuntut wadah untuk para katekis profesional.
Di akhir pertemuan, Sekretaris Eksekutif Komkat KWI Pastor Yosef Lalu membacakan pernyataan akhir:
"Katekis adalah mereka yang memiliki spiritualitas kenabian dan memiliki relasi erat dengan Allah Tritunggal, umat, penganut agama lain, serta masyarakat," kata pernyataan akhir itu. Seorang katekis juga harus mencintai tugasnya sebagai panggilan khusus dan memiliki kegembiraan dalam menjalankan panggilan dan perutusannya.
Keterampilan yang harus dimiliki katekis adalah ketrampilan menganalisa, berkomunikasi, berdialog, dan berefleksi dalam terang Kitab Suci. Selain memiliki ketrampilan dalam kepemimpinan dan manajemen, seorang katekis juga harus menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program kateketik dan pastoral.
Para peserta mengimbau para uskup agar memberikan perutusan kepada para katekis yang bekerja di keuskupannya, dan mengusahakan pembinaan berkelanjutan, serta memberi wadah kepada para katekis agar mereka bisa menjalin komunikasi. Peserta juga meminta para uskup untuk menempatkan para katekis sebagai bagian integral dari seluruh karya pastoral keuskupan yang mengikat bagi semua komisi dan paroki, dan mendorong terjalinnya kerja sama antara semua petugas pastoral, khususnya antara imam dan katekis.
Mereka meminta Bimas Katolik untuk mengangkat katekis yang digaji pemerintah dan diperbantukan kepada Gereja. Juga agar Bimas Katolik membuat "Memorandum of Understanding" antara Gereja dan pemerintah tentang katekis yang diangkat pemerintah dan diperbantukan kepada Gereja
Mereka mengajak rekan-rekan katekis untuk "meningkatkan komitmen, profesionalisme dalam tugas dan panggilannya serta meningkatkan kerja sama dengan semua pihak yang terkait dalam karya pewartaan."
Peserta juga mengajak Komkat KWI untuk mengadakan kongres nasional katekis secara reguler dan adanya Pertemuan Nasional Katekis Kedua di Indonesia bagian timur.
Yunita Tjokrodinata
|