Peluncuran Kembali Majalah HIDUP Menyambut Hari Komunikasi Sedunia ke-39
Untuk menyegarkan kembali dan mengingatkan komitmen HIDUP yaitu "mingguan umat beriman"
Monday, May. 16, 2005 Posted: 8:18:30PM PST
|
(mirifica.net) |
Bersamaan dengan Hari Komunikasi Sedunia ke-39, majalah HIDUP mengadakan peluncuran kembali dan sebuah talkshow bertema “Menjadi orang Katolik - Berkat atau Kutuk” di hotel Santika Slipi, 8 Mei 2005, yang dilaporkan Mirifica.
Dalam acara itu dinyatakan bahwa peluncuran kembali diadakan bukan untuk membuat produk baru, tapi untuk menyegarkan kembali dan mengingatkan komitmen HIDUP yaitu "mingguan umat beriman" yang juga harus mengikuti perubahan jaman menjadi lebih modern dengan pendalaman arah redaksional yang mau beradaptasi dengan keinginan pembaca.
Acara diawali misa konselebrasi dipimpin Ketua Kantor Komisi Komunikasi KWI Mgr. Datus Lega Pr, Pemimpin Redaksi HIDUP Rm. Greg Soetomo, SJ dan Vikep KAJ Rm. B.S. Mardiatmadja, SJ.
Dalam homili yang disampaikan oleh Monsinyur dan para konselebran, mengingatkan pentingnya media komunikasi digunakan secara baik dan benar. Mereka mengharapkan para pekerja media, termasuk majalah HIDUP, menggunakan sumber dayanya untuk menjalin cinta kasih terhadap sesama yang dapat membawa persahabatan sejati.
Seusai misa dan acara peluncuran, sebuah talkshow kemudian diadakan dengan tema “Menjadi orang Katolik - Berkat atau Kutuk”, dengan pembicara Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI Pastor Dr. Alex Soesilo Wijoyo, SJ, dengan narasumber Wakil Pemimpin Umum Kompas St. Sularto, Presdir PT ALS Indonesia Dokter Frans, Pengurus Indonesian Conference for Religion and Peace Michael Utama Purnama, Marsekal Muda (Laut) Christina M. Rantetana, SKM., MPH.
Para narasumber membagikan pengalaman mereka dalam kehidupan professional dan pelayanannya. Dimana umat menjadi berkat jika berupa perbuatan baik sebagai ujud pewartaan tetapi menjadi kutuk jika ada yang berbuat tidak baik. Jadi jikalau ada orang atau suatu kelompok di dalam komunitas yang mulai berbuat kurang baik, komunitas bisa mengingatkan dengan syarat orang atau kelompok tersebut jangan berada terlalu jauh dari komunitasnya.
Yunita Tjokrodinata
|