Wawancara: Sri Padmi Simorangkir Ketua Umum PWKI
Tuesday, Apr. 19, 2005 Posted: 9:03:12AM PST
Dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-17 bulan Februari lalu di Palangkaraya, Dra. Sri Padmi Simorangkir dipercaya kembali untuk menduduki jabatan sebagai Ketua Umum DPP Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) masa jabatan 2005 – 2010.
Untuk lebih mengenal sosok beliau dan tahu lebih banyak tentang pergerakan organisasi wanita ini, Kristiani Pos mendapat kesempatan untuk mewawancarai beliau di kantor baru PWKI di Pasar Minggu, Jakarta, 12 April 2005. Berikut ini adalah hasil wawancaranya:
Pertama-tama, kami pihak Kristiani Pos mengucapkan selamat atas terpilihnya Bu Padmi sebagai Ketua Umum PWKI.
Terima kasih.
-Apa kesan dan harapan ibu sebagai Ketua Umum PWKI yang baru ?
Lewat PWKI, tentunya saya punya tanggungjawab untuk menyatukan seluruh wanita Kristiani tanpa melihat asal gerejanya dan berharap lima tahun kedepan, PWKI dapat tetap eksis sesuai bidangnya yaitu pemberdayaan perempuan. Salah satu program prioritas yang ingin saya lakukan adalah membuat database kartu anggota PWKI untuk 27 propinsi karena sampai saat ini daftar keanggotaan masih simpang siur dan belum jelas. Dan rencananya, tahun 2007 nanti akan diadakan Rapat Kerja Nasional di Palembang untuk memberikan laporan pertanggungjawaban hasil kerja selama setengah periode.
-Bisakah menceritakan sejarah singkat berdirinya PWKI ? Mengapa bisa sampai terbentuk ?
PWKI lahir setelah masa kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 28 Februari 1946 di Solo. Pendiri PWKI adalah semua wanita-wanita gereja yang merasa terpanggil untuk melayani sesama kaum perempuan dalam mengatasi berbagai persoalan yang ada, baik di dalam maupun diluar gereja. Waktu itu, salah satu tokoh wanita gereja dari Surakarta, ibu Sutemas Sumilat terpilih sebagai ketua umum PWKI yang pertama dan semua anggotanya adalah wanita-wanita Kristen.
Sampai saat ini PWKI sudah memiliki 100 cabang di 27 propinsi dan berencana membuka cabang lagi di 5 propinsi yang baru.
-Perubahan apa yang ingin dibawa dalam tubuh PWKI ?
Rencana perubahan belum ada. PWKI tetap akan melanjutkan program – program kerja yang dicanangkan pemerintah karena PWKI adalah mitra kerja pemerintah yang mensosialisasikan undang-undang menyangkut urusan wanita seperti kekerasan wanita dan perlindungan anak-anak.
-Saat ini, apa persoalan yang ingin difokuskan dan ditekankan oleh PWKI, khususnya terhadap wanita dari sudut pandang Kristiani ?
Sebenarnya persoalan yang ingin ditekankan adalah mengenai kualitas kita sebagai wanita Kristiani. PWKI berusaha meningkatkan kualitas peranan wanita dalam kehidupan bermasyarakat melalui pendidikan agama ( formal maupun informal ). Karena lewat
pendidikan, wanita-wanita gereja bisa saling mengerti dan memahami satu sama lain. Salah satu wujud nyatanya adalah lokakarya atau seminar. PWKI berfokus pada mengurus para wanita untuk keluar dari tembok gereja. Selama mereka punya kegiatan diluar gereja, disitulah peran PWKI.
Untuk bisa melihat persoalan wanita secara luas, PWKI telah mendaftar dan melaporkan AD/ART ke pemerintah sesuai dengan UU tahun 1985 yang berasaskan Pancasila namun bagaimanapun sebagai organisasi Kristiani, PWKI tetap berpijak pada kebenaran firman Tuhan melihat kasus-kasus yang ada.
Next Page: 1 | 2 |
Eva N.
|