Barnabas Fund Kumpulkan Dana Bantuan Kesehatan untuk Aceh
Dana akan digunakan terutama untuk bantuan kesehatan medis yang amat diperlukan oleh masyarakat Aceh.
Wednesday, Apr. 13, 2005 Posted: 11:17:28AM PST
|
Photo: Sarah McNally/ The Ashburton Guardian |
Barnabas Fund, sebuah organisasi inter denominasi dari Selandia Baru, telah mengumpulkan dana yang akan digunakan untuk bantuan kesehatan yang amat diperlukan di Aceh. Dana tersebut dikumpulkan dari kota Mid Canterbury, Selandia Baru.
Pelindung proyek itu, Walikota Bede O'Malley menginginkan sekolah-sekolah, gereja, klub-klub pelayanan dan organisasi lain untuk membantu penggalangan dana untuk Aceh. Proyek Mid Canterbury diluncurkan pada hari Jumat, 8 April. Hal ini dilaporkan oleh koran lokal, The Ashburton Guardian.
Usaha Mid Canterbury akan menjadi suatu hadiah pengharapan, kata Pendeta Dobbs Julian, direktur Selandia Baru untuk Barnabas Fund, organisasi yang menjanjikan untuk menyampaikan dana yang terkumpul kepada rumah sakit mini di Banda Aceh yang baru saja terbentuk.
Pusat kesehatan yang ada di Banda Aceh itu tidak hanya merawat yang sakit dan terluka, tetapi mereka juga melatih penduduk lokal, termasuk bidan, tenaga paramedis dan konselor-konselor.
O’Malley mengatakan rumah sakit kecil itu adalah fokus utama diadakannya penggalangan dana di Mid Canterbury.
Ia mengatakan, Banda Aceh kehilangan sekitar 500 dokter dan perawat akibat tsunami. “Kekurangan enam dokter yunior di RS Ashburon dapat menyebabkan kekacauan besar. Bayangkan apa yang terjadi pada sistem rumah sakit Selandia Baru jika kehilangan dokter dan perawat 500 orang atau sekitarnya – sebanyak itulah yang hilang di Banda Aceh.”
O’Malley mendesak mereka untuk menjadi para rasul dan menyebarkan pesan bahwa orang-orang di Indonesia masih membutuhkan pertolongan.
David Hastings, ketua tim proyek itu mengatakan, sulit untuk menemukan proyek yang dapat menjamin warga Mid Canterbury mau berpartisipasi. Ia juga mengatakan tim proyek itu ingin membangun hubungan dengan orang yang kurang beruntung.
Barnabas Fund telah ditawarkan sebuah rumah sakit tidak dipakai lagi dan sedang berusaha untuk memperlengkapi kembali dan menyediakan pelayanan kesehatan dasar untuk penduduk lokal yang berusaha membangun kembali hidup mereka.
Barnabas Fund saat ini mengoperasikan pusat itu sebagai rumah sakit hanya di siang hari tetapi mereka ingin melengkapi dengan sebuah ruang operasi dan menemukan hal-hal yang lebih mendasar seperti seprai untuk tempat tidur.
Mereka juga diijinkan untuk membangun suatu akademi medis untuk mengadakan kursus-kursus untuk bidan-bidan, kursus 12 bulan untuk paramedis, kursus perawat dan kursus trauma konseling.
" Kita akan melatih penduduk lokal yang telah kehilangan hampir segalanya akibat tsunami," kata Dobbs.
Ia mengatakan walaupun Indonesia negara yang korup, Barnabas Fund mempunyai catatan yang terbukti di sana dan uang yang dikumpulkan akan langsung diarahkan pada rumah sakit seperti yang diharapkan.
Yunita Tjokrodinata
|