Konser Mendanai Anak Yatim Indonesia karena Tsunami diadakan di Belanda
Penyelenggara bekerjasama untuk anak-anak yatim piatu sebelumnya
Friday, Jan. 14, 2005 Posted: 9:12:03AM PST
|
Dari kiri, Pdt. Ross Naylor-Tatterson, John Grooters, Dwight Beal dan Jared Henderson akan menyediakan waktu mereka untuk menolong yatim piatu di Indonesia. (Foto: Holland Sentinel/Dennis R.J. Geppert) |
|
Dwight Beal memimpin kongregasi untuk menyanyi pada hari Rabu di Kapel Dimnent selama kebaktian pagi. Beal akan tampil dalam konser Hope for Indonesia pada hari Sabtu yang keuntungannya akan diberikan untuk pemulihan setelah tsunami di Indonesia. (Foto: Holland Sentinel/Dennis R.J. Geppert) |
Pdt. Ross Naylor-Tatterson menjuluki tsunami 26 Desember yang lalu sebagai 'jeritan dari berjuta-juta suara.'
"Ombak yang besar tersebut menerjang dan tidak akan ada yang sama, terutama untuk orang-orang itu," kata Naylor-Tatterson, yang gerejanya, Lakeshore Vineyard Christian Fellowship di Belanda, mensponsori konser yang keuntungannya akan diberikan untuk anak yatim piatu Indonesia, yang akan diadakan pada hari Sabtu mendatang.
Konser tersebut akan menampilkan performer lokal Grooters and Beal dan semua keuntungannya akan diberikan kepada rumah yatim piatu yang terkena gempa bumi dan tsunami sebagai bagian dari Kerjasama gereja dengan program Indonesia.
Naylor-Tatterson, yang telah bekerja dalam kerjasama dengan salah satu jaringan rumah yatim piatu terbesar swasta di Indonesia lebih dari empat tahun, akan mengadakan perjalanan dengan sebuah tim yang terdiri dari 22 orang ke Indonesia pada tanggal 23 Januari. Ia mengatakan tsunami tidak merubah misi gereja, yang telah direncanakan lima bulan kemarin, tetapi itu menolong gereja meringankan beban yatim piatu di Indonesia.
"Kami tidak berusaha untuk menciptakan respon gereja tetapi respon komunitas," kata Naylor-Tatterson, yang menyemangati Youth With A Mission di Indonesia untuk mengunjungi Belanda baru-baru ini. "Kami berusaha untuk menguatkan YWAM, yang mempunyai pengalaman dengan anak yatim piatu, dan untuk merespon dengan krisis yang besar ini."
Loudy Posumah, direktur Indonesia untuk Youth With A Mission, yang dimulai pada tahun 1960 dan merupakan salah satu organisasi Kristiani terbesar di dunia, tinggal di Belanda selama tiga bulan untuk menguatkan hubungan gereja dengan organisasi di Indonesia. Posumah membawahi staf yang terdiri dari 500 orang pekerja tetap dan 16 rumah yatim piatu dengan 800 anak diseluruh Indonesia.
Organisasi Posumah mempunyai dua rumah yatim piatu yang dihancurkan tsunami di pulau Nias, meninggalkan 150 anak yatim piatu dan 20 pekerja yatim piatu. Walaupun Nias dekat dengan pusat gempa, mereka tidak kehilangan satupun dari staf ataupun anak-anak karena orang-orang lokal tahu ada yang tidak biasa dan mengevakuasi semuanya ke tanah yang lebih tinggi sebelum ombak pertama menerjang.
Naylor Tatterson berkata kebutuhan anak yatim piatu belum berubah karena tsunami. Mereka masih membutuhkan makanan dasar, perlindungan dan pendidikan.
"Pendidikan adalah satu-satunya cara untuk membesarkan anak-anak ini untuk menjadi anggota lingkungan yang sepantasnya," katanya. Ia mengatakan rumah yatim piatu tidak mendiskriminasi antara anak yang Kristiani atau anak non-Kristiani.
"Saya percaya bahwa kita adalah bagian dari komunitas yang sama," kata John Grooters dari Grooters and Beal. "Jika orang menderita di satu bagian dunia kita semua menderita."
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Olivia Cobiskey di olivia.cobiskey@hollandsentinel.
Shinta Marthawati
|