WAYNE WATSON
Friday, Sep. 24, 2004 Posted: 4:46:42PM PST
Tahun 1999 adalah tahun percobaan bagi Wayne Watson. Kecelakaan dalam ski yang merupakan keajaiban alam di bulan Januari tahun itu berakhir dengan patah rusuk yang menyebabkan serangan rasa sakit radang paru - paru yang sangat menyiksa. Batuk yang disebabkan oleh radang paru - paru mematahkan lebih banyak tulang rusuk, dan pembunuh pembunuh rasa sakit yang diurus oleh rumah sakit membuat Wayne tidak berdaya secara emosional. "Saya tidak mau melebih-lebihkan, tapi saya pikir semua sudah berlalu," akunya. "Saya akan duduk di sudut ranjang, mengguncangnya, melihat ke arah pintu, tidak mampu berjalan keluar dari situ. Saya berpikir bahwa saya tidak akan pernah meninggalkan ruangan itu lagi."
Tindak lanjut dari CD albumnya yang disambut dengan tepuk tangan yang sungguh meriah, The Way Home, yang dijadwalkan untuk diluncurkan Juli 1999, tapi Wayne berkata ia tidak dapat memberi kreatifitas satu ons pun. Dia merasa dibloking, diintimidasi dan takut barangkali sampai dia tidak punya sesuatupun untuk dikatakan dan kurang gairah untuk mencobanya. "Saya tidak bisa memulainya, itu saja." renungnya. "Saya bertanya pada diri sendiri - Apakah semuanya sudah berakhir? Apakah aku sudah puas? Saya merasa ada sesuatu yang ingin kukatakan, tapi saya takut akan usaha yang harus ditempuh untuk menuangkannya kepada suatu bentuk yang dapat dinikmati oleh cukup banyak orang.
Aku akan menjadi sangat terus terang. Ini adalah album ke enambelas yang aku punya dan semuanya dihormati dengan derajat sukses yang berbeda - beda, bagaimanapun anda boleh menafsirkannya. Untuk saya semua itu berarti menjadi penurut. Namun anda masih memiliki level yang ingin anda raih dalam pikiran anda, dan itu adalah gunung besar yang ingin anda daki. Aku tidak tahu apakan aku punya energi seperti itu. Untuk enam bulan pertama tahun 99, dalam artian yang sebenarnya saya tidak memiliki tenaga seperti itu. Berjalan ke kotak surat saja sudah menjadi tugas kecil yang tak menyenangkan.
Dan bila tantangan - tantangan fisik tidak cukup, Wayne bergumul di bawah beratnya perubahan - perubahan dalam hidup yang meminta harga emosional -kematian ayahnya akibat kanker paru - paru yang baru - baru saja terjadi; kepergian anak laki - laki bungsunya untuk kuliah; pencobaan - pencobaan yang menghancurkan dalam kehidupan teman dekatnya. "Saya tidak tahu jawabannya sekarang," katanya datar. "Aku tidak tahu apakah aku akan tahu jawaban pertanyaan - pertanyaan itu. Namun aku tidak pernah percaya bahwa Tuhan tersinggung dengan pertanyaan - pertanyaan kita. Aku hanya ingat melalui beberapa hal yang menyakitkan dan merasa bebas dengan ayah sorgawiku untuk mengatakan, " aku tidak tahu apa yang Engkau inginkan, tapi itu tentunya tidak terasa nyaman untuk waktu sekarang ini. Aku tidak berpikir bahwa itu menyinggung Tuhan. Aku pikir Dia suka ketika kita jujur padaNya.
Ketika Wayne bergumul dengan dilema - dilema pribadinya, eksekutif TV Martha Williamson sibuk bergumul suatu malaikat yang jenisnya beda. Sebagai produser eksekutif untuk serial yang hit Touched By An Angel, ia berjuang untuk menyelesaikan naskah untuk Musim penunjukan pertama kali di depan publik. Menelusuri gelombang di radio mobilnya, dia datang ke stasiun radio Kristen kecil yang memainkan For Such A Time As This. Hit yang menjadi Inspirasi. Lagu Wayne tidak hanya membantu Williamson menyelesaikan alur ceritanya, ia memutuskan untuk memakai lagu itu untuk episode klimaks yang berfokus pada isyu perbudakan di Sudan.
Next Page: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
|