Pieces of April
Kita Perlu Satu Sama lain
Saturday, Aug. 28, 2004 Posted: 6:01:30PM PST
Sebuah film keluarga yang bersahaja, namun sangat menyentuh. Film ini mengangkat masalah sehari-hari, yang hanya memotret sepenggal kisah kehidupan sebuah keluarga selama sehari, dari subuh sampai malam. Bahkan, April Burns, tokoh utamanya, di sepanjang film ini mengenakan busana yang sama—karena tak sempat ganti. Namun, justru di situlah keunggulannya. Dalam kesederhanaannya kita melihat potret keluarga kita, atau bahkan diri kita sendiri, sambil sesekali geli berpadu haru melihat polah mereka. Dan,—ini yang terpenting—setelah menontonnya hati kita tergerak untuk lebih menyayangi papa, mama, adik, kakak, atau nenek kita. Kita disadarkan bahwa tidak selamanya kita akan bersama mereka. Waktu itu berharga. Sekaranglah saatnya mengungkapkan perasaan kita.
April, adalah potret khas “si anak hilang”. Gadis bertato ini sudah cukup dewasa untuk tinggal di apartemen kumuh di New York, namun terlalu muda untuk menghadapi tantangan hidup. Penampilannya yang khas ABG, cuek dan bergaya punk mengingatkan kita pada Agnes Monica ketika beraksi di panggung. April diperankan oleh Katie Holmes, yang kita kenal lewat film Scream (1996) dan I Know What You Did Last Summer (1997), dan serial TV Dawson Creek.
Film ini berfokus pada dua peristiwa. Peristiwa pertama bersetting di apartemen April, menggambarkan “perjuangan” April untuk “membahagiakan” mamanya yang mengidap kanker. Liburan Thanksgiving Day itu ia mengundang papa, mama, nenek, dan kedua adiknya ke apartemennya untuk acara makan malam sekaligus memperkenalkan pacarnya, Bobby. Bisa jadi ini kesempatan terakhir mereka untuk berkumpul secara lengkap. Ini adalah acara istimewa karena untuk pertama kalinya April harus menyiapkan segalanya, dari memasak hingga makan malam.
Peristiwa kedua yang berjalan paralel adalah perjalanan keluarga Burns dari Pennsylvania menuju New York. Berlima mereka memaksakan diri menempuh perjalanan jauh dengan mobil station wagon demi merekatkan kesatuan keluarga. Joy, mama April, meratapi keburukan putri sulungnya. Mengenang April, tak ayal ia diingatkan akan kegagalannya sendiri. Ia terayun antara takut, marah, dan menyesal. Untunglah, ia tak kehilangan sense of humornya. Suatu ketika ia meminta keluarganya tenang. “Kita semua perlu memikirkan secara serius,” katanya, dan keluarganya menunggu wejangan terakhir darinya, “tentang bagaimana kita akan menyembunyikan makanan yang tidak kita telan.” Mereka semua mafhum bahwa masakan April pasti tak enak.
Mereka berlima sebenarnya tidak terlalu antusias melakukan perjalanan ini, karena tak seorang pun mempunyai kenangan indah tentang April. Di jalan pun Beth, adik perempuan April, selalu berusaha membatalkannya. Hanya Jim, sang papa, figur pemersatu yang selalu berpikir positif demi keharmonisan keluarga. Ia berusaha memahami pemberontakan putrinya dan selalu melihat sisi baiknya. “Pacar barunya ini, Bobby, rasanya sangat menjanjikan. Jelas ia mengingatkan April akan aku.”
Sang nenek yang telah pikun sesekali melontarkan celetukan menggemaskan, “Kamu siapa?”, karena ia selalu lupa kepada kedua cucunya. Padahal, ia sedang semobil dengan mereka, sehingga ia harus selalu “diperkenalkan” kembali. Ketika ia bertanya kepada Beth, “Kamu siapa, rasanya aku mengenalmu?”, maka Tim akan menjelaskan, “Nek, ini Beth, cucu perempuanmu”. Atau, sebaliknya, Beth harus “memperkenalkan” Tim kepadanya, “Nek, ini Tim, cucu lelakimu”. Namun, saat Joy berbicara kasar dan ia nyeletuk “Kamu siapa?”, sebenarnya ia tidak sedang lupa siapa putrinya itu. Ia hanya menegaskan bahwa Joy selama ini dikenalnya sebagai anak yang baik dan bertutur kata lembut.
Next Page: 1 | 2 |
|