Garin Nugroho: Film Setan Lebih Menarik Karena Tidak Ada Kepastian Hukum
"Kenapa film sinetron tentang setan akhir-akhir ini lebih menarik, karena tidak ada kepastian hukum secara psikologis," kata Sutradara Garin Nugroho.
Friday, Jul. 29, 2005 Posted: 9:47:52AM PST
Sutradara Garin Nugroho mengatakan, sinetron bertema setan di berbagai stasiun teve akhir-akhir ini memiliki daya tarik kuat pada publik karena tidak adanya kepastian hukum di Indonesia.
"Kenapa film sinetron tentang setan akhir-akhir ini lebih menarik, karena tidak ada kepastian hukum secara psikologis," katanya saat Diskusi "Hukum dan Seni di Studio Mendut Magelang, Rabu malam dengan pembicara lain Penyair WS Rendra, Seniman Magelang Sutanto Mendut dan Pengasuh Ponpes Tegalrejo KH Muhammad Yusuf Chudlori, kantor berita Antara memberitakan.
Film-film tentang setan, katanya, saat ini seakan lebih realistis ketimbang nasihat para ulama dan persoalan partai politik.
Ia menyebutkan, bahwa tayangan teve tentang cerita setan yang diangkat melalui sinetron seolah menunjukan bahwa setan di Indonesia lebih bermoral ketimbang setan luar negeri.
"Di sinetron itu diceritakan antara lain permintaan setan agar manusia mengambil uang dari para koruptor, ini menjadi gambaran keberhasilan memberantas korupsi," katanya.
Maraknya tayangan sinetron tentang setan, katanya, gambaran pelarian masyarakat dari kepatutan hidup karena tidak adanya hukum yang bisa menjadi pegangan hidup.
Garin yang juga Direktur Sains Estetika dan Teknologi itu mengatakan, antara hukum, seni dan norma hidup saling berhubungan. Hidup tidak lepas dari kepatutan di lingkungannya.
"Orang-orang `lari` ke setan, nonton setan, dunia gaib karena yang dipegang ternyata tidak bisa dipercaya, contohnya narkoba justru ada di dekat polisi. Sinetron setan ini representasi kondisi masyarakat dan kedewasaan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, kebebasan ekspresi para seniman memiliki kaitan erat dengan kehidupan sosial masyarakat.
Pada kesempatan itu Garin juga menyatakan keprihatinannya atas maraknya tayangan sinetron tentang setan dan kekerasan pada jam-jam yang mudah ditonton anak-anak karena akan membentuk mereka menjadi "instan".
Sementara itu, Rendra mengatakan, hukum Indonesia tidak "terkawal" secara baik dan pelaksanaannya tidak adil serta tidak memberikan kekuatan hukum kepada rakyat kecil.
Banyaknya Fakultas Hukum di berbagai perguruan tinggi dan sarjana-sarjana hukum Indonesia, katanya, tidak dapat menyelesaikan persoalan hukum.
Shinta Marthawati
|