Nyanyian dan Doa Bisa Jadi Perlawanan Peredaran Ilegal dan Narkoba
Tuesday, Jun. 28, 2005 Posted: 11:55:20AM PST
Hanya satu kata: lawan! Perlawanan bukan berarti adu fisik tapi dengan ragam cara, salah satunya adalah bernyanyi dan berdoa. Kiat melawan peredaran ilegal dan penyalahgunaan narkoba dikemukakan Monang Sianipar di sela-sela kontes vokal solo Swara Muda Bermazmur Sumut di Medan, Sabtu, 25 Juni, Harian SIB memberitakan.
Melalui kontes tersebut, menurut Monang Sianipar yang berada dalam industri rekaman lagu rohani itu, dilakukan ‘peperangan’ terhadap semua aktivitas yang muaranya merusak kehidupan generasi muda.
Menurut Monang Sianipar, kehidupan generasi muda dewasa ini sudah tak tentu arah dan cenderung mendekati perbuatan yang tak disukaiNya hingga harus diselamatkan dengan cara dan gairah sebagaimana yang disukai anak muda.
Anak muda gereja, ujarnya, gandrung dengan lagu-lagu yang tak mengakar pada kebudayaan Indonesia, apalagi kebudayaan daerah di Indonesia. Padahal, musik-musik dari negara luar cenderung mengekspresikan ‘pemberontakan’ pada kebudayaannya sendiri. Meski demikian, karena musik adalah universal, anak muda didekatkan pada tujuan yang lebih positif.
Monang Sianipar menyatakan, musik dapat menggiring kawula muda pada tujuan positif. “Musik universal. Syair yang mengikuti keuniversalan tersebut harus mendekat padaNya hingga harus dengan kidung pujian,” katanya.
Keoptimisan keberhasilannya membawa generasi muda ke arah positif melalui musik dan lagu juga diilhami keberhasilan sejumlah musisi kembali ke jalan yang baik, setelah berkubang dengan kenistaan.
Dari dulu hingga kini sudah ada kenakalan remaja tapi saat ini kenakalan telah berubah jadi kejahatan remaja yang telah merusak kehidupan, seperti madat. Monang Sianipar menilik ke kehidupannya kala muda. “Saya pun anak jalanan kok!”
Mengenai pilihan musik dan berdoa melawan peredaran ilegal narkoba, ia melihat anak-anak muda yang gandrung musik secara hura-hura dan glamour cenderung berteman dengan narkoba. Tetapi, anak muda yang dekat dengan-Nya melalui kidung pujian, amat kecil kemungkinannya dekat dengan madat.
Ia mencontohkan penyanyi Ruth Sahanaya, Glenn Fredly, Lita Zein dapat berjaya di pentas musik Indonesia setelah lebih dulu menjadi penyanyi gereja.
Ia menekankan ajaran bahwa apa yang ditanam pasti akan dituai. “Maksudnya, jika anak-anak muda menanam kebencian maka akan menuai kenistaan. Jika terus bandel yang dituai adalah kemiskinan.”
Shinta Marthawati
|