Peluncuran Buku Warnai Peringatan untuk Romo Mangun

Tiga buku diluncurkan bersama-sama untuk memperingati 76 Tahun YB Mangunwijaya yang wafat 10 Februari 1999

Monday, May. 9, 2005 Posted: 3:00:43PM PST

Sebanyak tiga buku berjudul 'Romo Mangun Sahabat Kaum Duafa' tulisan Iip D Yahya, 'Pendidikan Pemerdekaan, Daily Wisdom (DED)' tulisan Romo Y Sari Jatmiko dan 'Pasca Indonesia-Pasca Einstein' karya Fery Indarto diluncurkan bersama-sama untuk memperingati 76 Tahun YB Mangunwijaya yang wafat 10 Februari 1999, lapor Media Indonesia.

"Romo Mangun Sahabat Kaum Duafa merupakan buku seri perjuangan kemanusiaan, sehingga dalam waktu dekat akan diterbitkan lagi buku tentang tokoh agama di Indonesia, misalnya tentang Gus Dur," kata Iip D Yahya pada acara Peringatan 76 Tahun Y.B Mangunwijaya di Yogyakarta, Jumat malam.

Selain peluncuran buku, acara Peringatan 76 Tahun Y.B Mangunwijaya juga dimeriahkan dengan pementasan gerak dan lagu oleh murid SD Kanisius Mangunan, Deresan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pentas seni tersebut kemudian dilanjutkan dengan sosiodrama yang disutradarai Whani Dharmawan.

Romo Y.Sari Jatmiko,Pr, dalam sambutannya mengatakan acara itu dimaksudkan untuk mengajak siapa saja yang peduli dengan kaum kecil untuk terus berkarya dengan tindakan nyata meneladani karya mendiang YB Mangunwijaya yang juga dikenal sebagai Romo Mangun.

Ia menambahkan bahwa rakyat miskin memerlukan tindakan nyata seperti yang dilakukan Romo Mangun semasa hidup, dan bukan sekedar teori.

"Romo Mangun meninggalkan karya yang menginspirasi untuk selalu memperhatikan kaum miskin dan duafa, seperti SD Eksperimental Mangunan yang didirikan untuk keluarga tak mampu dengan sistem dan kurikulum yang mengajak siswa kreatif dan belajar bersama," katanya.

Kegiatan belajar mengajar di SD tersebut lebih banyak dilakukan di luar ruangan untuk lebih memacu kreativitas anak didik.

Acara peringatan itu juga diisi dengan pameran foto dokumentasi kehidupan dan karya Romo Mangun serta riwayatnya dari masa kecil hingga wafatnya pada 10 Februari 1999.

Yunita Tjokrodinata