Gereja di Palu Dijaga Ketat
Menyusul peristiwa rentetan penembakan gelap di Kabupaten Poso kurun sebulan terakhir, semua gereja di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), terlihat mulai dijaga ketat aparat keamanan dan satuan petugas (satgas) internal
Saturday, Oct. 15, 2005 Posted: 11:37:55AM PST
Menyusul peristiwa rentetan penembakan gelap di Kabupaten Poso kurun sebulan terakhir, semua gereja di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), terlihat mulai dijaga ketat aparat keamanan dan satuan petugas (satgas) internal.
Menurut Kantor Berita Antara, pada Kamis malam hampir semua gereja yang mendapatkan penjagaan ketat, antara lain Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Immanuel di Jln Mesjid Raya dan GKST Anugerah di Jln Tanjung Manimbaya--keduanya gereja di wilayah Kecamatan Palu Selatan yang mendapat serangan bersenjata dari sekelompok orang akhir tahun lalu.
Lainnya, Gereja Panteskosta di Jln Gajahmada (Palu Barat), Gereja Bala Keselataman/BK di Jln Sultan Hasanuddin (Palu Selatan), dan Gereja Pantekosta Eklesia di Jln Thamrin dan Gereja Advent di Jln Setia Budi (Palu Timur), dan Gereja Protestan Effatha di Jl Banteng (Palu Selatan).
Gereja Effaha pada Juli 2004 juga sempat diserang sekelompok orang bersenjata tak dikenal dan menewaskan Pendeta Susianty Tinulele dan mencederai empat jemaat lainnya.
Penjagaan itu sendiri melibatkan sedikitnya seorang personil Polri bersenjata lengkap, dibantu sejumlah petugas satpam beserta pemuda gereja.
Seorang personil polisi yang siaga di Gereja Pantekosta Eklesia Jl Thamrin mengatakan, mereka diminta pimpinannya untuk melakukan penjagaan sampai pengantian shift pagi hari dan sama sekali tidak dibenarkan meninggalkan lingkungan gereja.
Mengenai tindakan yang ambil aparat keamanan apabila menemukan kelompok pengacau keamanan, menurut polisi berpangkat Bharatu tersebut yakni sesuai prosedur tetap yang digariskan lembaganya, yakni hingga tembak di tempat.
Ia mengatakan, tindakan pengamanan ekstra yang dilakukan tersebut, guna mencegah terulang kembali aksi teror bom atau penyerangan bersenjata dari orang-orang yang ingin mengacaukan kehidupan umat beragama di Kota Palu.
"Polisi tidak ingin kecolongan seperti lalu-lalu," tuturnya menambahkan.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Rais Adam SH yang dihubungi terpisah, mengatakan pengamanan yang dilakukan secara terbuka oleh personil polisi dilakukan pada rumah ibadah dan fasilitas publik di seluruh wilayah Sulteng itu merupakan instruksi Kapolda beberapa waktu lalu dan sampai kini belum dicabut.
Sandra Pasaribu
|