GMIT tandatangani MoU dengan Bumi Putera
Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Asuransi Bumi Putra 1912 untuk dana pensiun para pendeta
Tuesday, Oct. 4, 2005 Posted: 10:33:15AM PST
Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Asuransi Bumi Putra 1912 untuk dana pensiun para pendeta. Penandatanganan MoU tersebut dilakukan di gedung GMIT Kupang, Sabtu (1/10) pagi.
Demikian dikemukakan Ketua GMIT-Kupang, Pdt. Ayub Ranoh, pada penutupan Sidang Tahunan XXIX Majelis Sinode GMIT, di Gereja Paulus, Naikoten I, Jumat (30/9), Pos Kupang memberitakan.
Menurut Ranoh, keputusan GMIT melakukan kerja sama dengan Asuransi Bumi Putera 1912 Cabang Kupang untuk dana pensiun para pendeta merupakan keputusan yang penting. Dengan demikian, katanya, pendeta yang mengabdi pada jemaat selama bertahun-tahun, bisa diperhatikan kesejahteraannya.
"Sampai saat ini, sudah ada 134 pendeta yang mau pensiun. Dengan adanya kerja sama ini, maka sesama pendeta itu akan merasa lebih aman. Kesejahteraan mereka di hari tua kami perhatikan," kata Ranoh.
Dikatakannya, dengan kerja sama ini, diharapkan para pendeta akan memberikan pelayanan lebih optimal. "Kami harap para pendeta bisa membawa misi pelayanan lebih baik lagi. Begitu juga dengan bapak ibu pendeta yang sebentar lagi akan kembali ke daerah masing-masing. Jadilah gembala yang baik bagi sesama," ujarnya.
Ranoh mengakui ada berbagai hal yang telah dibicarakan selama sidang sinode berlangsung. Hal yang dibicarakan itu, di antaranya solidaritas, keberagaman budaya, dan lainnya. Semua itu telah dibahas dan mendapat tanggapan serta sumbangan pemikiran yang positif dari peserta.
"Kami telah membahas beberapa hal yang penting dalam sidang sinode kali ini. Kiranya beberapa gagasan yang telah dibangun dapat dilaksanakan di daerahnya masing-masing," ujarnya. Dia mengatakan, solidaritas atau kesetiakawanan harus tetap menjadi pegangan pendeta dan umat GMIT dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Dengan hidup solider, maka damai sejahtera akan timbul di tengah-tengah masyarakat.
"Kita harus hidup solider dengan orang yang beragama lain. Jangan kita mengkambinghitamkan agama lain. Mari kita bangun hidup yang solider dan saling menghargai satu sama lain," ajaknya. Dia juga menyinggung soal keberagaman agama, budaya, sosial, dan lainnya. Menurutnya, keberagaman itu indah dan sudah menjadi kehendak Tuhan. Jadi sepantasnya, umat menghargai satu sama lain.
Eva N.
|