Pdt Andreas Yewangoe: Yesus Pro Demokrasi dan Menentang Kepemimpinan Otoriter
Semiloka Sinode Am Gereja-gereja di Suluttenggo digelar
Monday, Sep. 19, 2005 Posted: 11:49:18AM PST
Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt Dr Andreas Yewangoe mengatakan, Yesus Kristus adalah tokoh yang juga pro demokrasi. Pernyataan ini ia sampaikan dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan gereja bersama pimpinan Universitas Kristen dan akademisi di Indonesia Timur, yang mengikuti semiloka di Lokon Boutiq Resort Kakaskasen Tomohon, Jumat (16/09) kemarin.
Dalam pemaparannya, ia didampingi moderator Pdt Dr Richard Siwu PhD dan pembahas Pdt Dr Z Ngelow. Sebelumnya, dr Bert A Supit memberikan pengantar dalam semiloka tersebut.
Yewangoe mengatakan, Yesus yang lekat dengan tradisi kenabian itu sejak semula memandang misinya sesuai dengan Firman dari seorang nabi pasca pembangunan kembali Israel. Tentu saja Yesus tidak mengajarkan secara langsung apa demokrasi itu. Namun beberapa hal bisa dicatat sebagai landasan bagi penyelenggaraan demokrasi. Pertama, Yesus menantang dan menentang pola-pola kepemimpinan otoriter dan pathriakhal dalam Yudaisme, maupun di dalam bangsa-bangsa sekitarnya.
Kedua, Yesus peduli akan kebutuhan umat orang perorang dan karenanya peduli pula akan kebebasan mereka dari bermacam bentuk keangkuhan yang merusak kualitas kehidupan yang dikehendaki Allah. Yesus menolak sikap legalisme dan ortodoksi kaku dan meneguhkan semangat kebebasan yang bertanggung jawab.
Dan ketiga, Yesus menentang ketidakadilan sosial dan ekonomi, sebagaimana nampak dalam ajaran-ajaranNya maupun dalam sikap hidupNya.
Semiloka yang dilaksanakan oleh Sinode Am Gereja-gereja di Suluttenggo bekerja sama dengan Yayasan Suara Nurani Tomohon ini, menghadirkan sejumlah pembicara. Antara lain Ketua PGI Dr AA Yewangoe, Dr Bert A Supit dan Karel Erari. Sedangkan yang bertindak sebagai pembanding, masing-masing Pdt Dr Zakarias Ngelow, Pdt Audy Wuysang STh dan Rektor UKI Ambon, dengan moderator Drs Philep Regar MS, Dra Mona Saroinsong, dan Pdt Dr RAD Siwu PhD.
Sandra Pasaribu
|