Sekjen HKBP: Uraian Tugas Setiap Pelayan Harus Jelas
Wednesday, Sep. 14, 2005 Posted: 11:45:41AM PST
|
(Foto: HKBP) |
"Uraian tugas setiap pelayan harus jelas dan masing-masing konsisten melaksanakannya. Tidak ada pelayan yang lebih superior daripada pelayan lainnya." Demikian dikatakan oleh Sekretaris Jenderal HKBP Pdt W.T.P. Simarmata, MA menjawab pertanyaan seorang mahasiswa SGH (Sekolah Guru Huria) HKBP di kampus Seminarium Sipoholon, Tarutung, Kamis pagi, 8 September 2005. Mahasiswa tersebut bertanya, bagaimana para pelayan menghindari konflik di antara mereka yang melayani dalam satu tempat pelayanan atau satu pargodungan.
Dengan uraian tugas yang jelas, lanjut Sekjen, tidak akan ada pelayan yang mengerjakan segala-galanya dan tidak akan ada pelayan yang tidak mengerjakan apapun.
Selain itu, menurut Pdt Simarmata, setiap pelayan harus setiap hari meningkatkan mutu spiritualitasnya, mutu ketrampilannya, dan mutu kemampuannya untuk memahami kecenderungan zaman.
Sebelumnya, dalam kuliah umum bertajuk HKBP dan Tantangan Pelayanannya, menguraikan betapa era globalisasi sekarang ikut menambah berat beban pelayanan HKBP. Hal ini dikarenakan warga dan pelayan tidak selalu siap untuk menghadapi era globalisasi tersebut. Sebagaimana sering dicontohkannya, dolungdolung sebagai produk lokal kini telah punah dari pasaran. Bagaimanpun, kata Pdt Simarmata, gereja harus mengambil posisi sosial untuk mendampingi masyarakat lokal agar mampu bersaing atau setidaknya bertahan dalam menghadapi gempuran globalisasi ini.
Sekjen HKBP itu juga mengakui bahwa globalisasi tidak selamanya berdampak negatif. Contohnya adalah gejala Asianisasi yang sedang terjadi di mana produk-produk unggulan dari Asia mampu merebut pasar Eropa.
Dalam kesempatan itu Sekjen HKBP juga mendorong para mahasiswa untuk senantiasa mengikuti perkembangan teknologi informasi yang berkembang demikian cepat. Berbagai fasilitas seperti HP dan internet/e-mail membuat jangkauan dan sebaran informasi semakin luas dan semakin cepat. Jika kita tidak mengikuti perkembangan ini, kita bisa ketinggalan dan bahkan menjadi korban.
Namun, sambungnya, dalam semua fenomana global itu, sebagai pelayan kita tidak boleh meninggalkan Alkitab sebagai firman Allah yang tertulis dan yang senantiasa kita khotbahkan kepada warga gereja. Firman Tuhan adalah alat utama setiap pelayan dalam menghadapi tantangan zaman termasuk globalisasi. Karena itu kita wajib membacanya setiap hari, kata Sekjen HKBP itu.
Sandra Pasaribu
|