Kardinal Julius Darmaatmaja Terima Penghargaan 'Bintang Mahaputera Utama'
Monday, Aug. 29, 2005 Posted: 3:14:48PM PST
Pada 15 Agustus, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan 32 penghargaan pada suatu upacara resmi di Istana Negara dimana Julius Kardinal Darmaatmadja SJ dari Jakarta menerima penghargaan dari pemerintah sebagai warga negara yang luar biasa yang memberikan kontribusi berarti untuk bangsa dan negara, UCA News memberitakan.
Penghargaan "Bintang Mahaputera Utama" itu diterima oleh Kardinal Darmaatmadja, tokoh Muslim Azyumardi Azra, Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia I Nyoman Suwandha, dan Yang Mulia (alm.) Ashin Jinarakkhita Maha Sthavira.
Kardinal Darmaatmadja mengatakan kepada UCA News, penghargaan yang diterimanya bukan untuk dirinya. "Saya merasa bahwa penghargaan ini untuk Gereja Katolik Indonesia," kata kardinal. "Saya terima dengan baik, dan saya ucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah," lanjutnya.
Menurut kardinal, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), penghargaan itu diberikan "berkaitan dengan kedudukan saya sebagai seorang tokoh agama Katolik, seperti tertulis dalam surat penghargaan itu."
Kardinal Darmaatmadja mengatakan bahwa penghargaan pemerintah itu mungkin berkaitan dengan keterlibatannya dengan para tokoh agama lain dalam sebuah gerakan moral nasional. "Kadang kami saling menyampaikan pandangan-pandangan moral. Maka saya menerima penghargaan ini bersama mereka," kata uskup agung Jakarta itu.
"Saya kira, banyak orang Katolik juga banyak berjasa bagi nusa dan bangsa menurut kedudukannya masing-masing. Saya rasa, ini merupakan bagian dari mereka semua. Kebetulan saya menjadi pemimpin orang Katolik Indonesia, maka saya mendapat penghargaan itu," jelasnya.
Tokoh Muslim Johan Effendi dan Pendeta Weinata Sairin dari Gereja Protestan mengatakan, Kardinal Darmaatmadja patut mendapat penghargaan itu karena ia telah berjuang untuk kepentingan bangsa.
"Sebagai tokoh agama, kardinal mempromosikan hubungan antaragama dengan baik. Ia adalah seorang tokoh yang menjadi panutan bagi kita semua," kata Effendi, Ketua Indonesian Conference on Religion and Peace kepada UCA News, 17 Agustus.
Pendeta Sairin mengatakan, ia merasa bangga atas penghargaan yang diterima kardinal. Menurut dia, kardinal bukan hanya seorang pemimpin umat Katolik tapi juga seorang tokoh bangsa yang telah berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara lewat gerakan moral.
"Penghargaan itu memberikan apresiasi kepada umat beragama yang majemuk. Penghargaan ini juga menjadi catatan sejarah Gereja Katolik di Indonesia," kata Weinata Sairin.
Eva N.
|