Pembangunan Kembali Gereja di Ambon Tandai Awal Baru
Tuesday, Aug. 16, 2005 Posted: 11:14:28AM PST

Pembangunan kembali sebuah gereja Katolik dan kembalinya pengungsi Katolik ke desa mereka di Maluku dilihat sebagai langkah yang membantu memulihkan perdamaian dan kondisi normal di daerah yang digoncang konflik selama tiga tahun itu, UCA News memberitakan.
"Kami bersyukur atas pembangunan kembali rumah ibadat ini dan kembalinya para pengungsi," kata Gubernur Maluku Karel Albert Rahalu, seorang Protestan, pada upacara peletakan batu pertama pembangunan kembali Gereja Katolik St. Yakobus di Ahuru, 25 Juli. "Semakin banyak pengungsi dipanggil untuk pulang ke desa-desa yang ditinggalkan mereka selama kerusuhan enam tahun lalu."
Ahuru merupakan bagian dari Desa Batu Merah di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Bulan Januari 1999, pertikaian yang terjadi di jalan di Ambon memicu konflik Kristen-Muslim di seluruh Kepulauan Maluku. Pertikaian ini menewaskan 6.000 orang dan mengungsikan 700.000 lainnya sebelum komunitas yang bertikai menandatangani kesepakatan damai pada Februari 2002. Pertikaian di kalangan masyarakat Ahuru -- termasuk umat Katolik, Islam, dan Protestan -- menghancurkan sejumlah tempat ibadah Kristen dan Islam serta rumah mereka.
"Pembangunan kembali gereja ini menandakan dimulainya kehidupan baru umat Katolik, serta kaum Muslim dan umat Protestan yang tinggal di sekitarnya," kata Rahalu. Ia juga mengatakan, "Pemerintah telah membangun kembali 22 mesjid dan 26 gereja, sebuah pura dan sebuah kelenteng," dan berencana untuk merampungkan pembangunan kembali semua tempat ibadah pada tahun 2006.
Gubernur asli Maluku itu mendesak masyarakat agar terus menjaga situasi damai, yang, katanya, perlu untuk "membangun kembali tanah kita yang hancur akibat konflik." Ia, secara khusus, meminta para tokoh agama dan masyarakat "untuk mengayomi saudara-saudari yang baru kembali ke Ahuru."
Setelah menyampaikan sambutan, gubernur memberi Rp 10 juta masing-masing untuk Mesjid Al-Huda di Ahuru dan Gereja St. Yakobus sebagai modal pembangunan kembali tersebut. Pemerintah propinsi telah mengalokasikan Rp 250 juta untuk pembangunan kembali tempat-tempat ibadah yang hancur akibat konflik.
Vikjen Keuskupan Amboina Pastor Yanuarius Alubwaman mengatakan kepada UCA News, dana lain sebesar Rp 18 juta dikumpulkan pada upacara peletakan batu pertama itu melalui lelang yang mengajak masyarakat untuk mendanai 75 tiang gedung gereja. Gereja yang asli membutuhkan dana lebih dari Rp 700 juta, katanya.
Pada upacara itu, Pastor Johanis Luturmas, kepala paroki, secara resmi menyerahkan 123 orang dari 47 keluarga Katolik dari Ahuru kepada Kepala Desa Batu Merah Haji Awath Ternate. Peluk, cium, dan tangis mewarnai "perjumpaan kembali" warga desa dan para tokoh desa, meskipun mereka berbeda agama.
Gereja Katolik sebelumnya secara resmi memperingati kembalinya umat Katolik ke Ahuru dengan Misa pada 1 Juni di Kapel Wisma Gonzalo Veloso di Desa Karang Panjang, timur laut Ambon. Ternate mengatakan kepada UCA News, kaum Muslim dengan bahagia menyambut kembalinya keluarga-keluarga Katolik itu "karena mereka akan membantu membangun hidup baru bersama-sama." Ia berjanji bahwa, sebagai kepala desa, ia "akan mengadakan sejumlah pertemuan untuk membangun silaturahmi dan kerjasama."
Next Page: 1 | 2 |
Eva N.
|