Gereja Toraja-Mamasa Turun ke Masyarakat
Gereja Toraja-Mamasa (GTM) melihat tantangan baru dalam pengorganisasian kembali dari pemerintah lokal
Tuesday, Aug. 9, 2005 Posted: 4:31:48PM PST


|
(Foto: REC) |

|
(Foto: REC) |
Gereja Toraja-Mamasa (GTM) melihat tantangan baru dalam pengorganisasian kembali dari pemerintah lokal. Menurut Presiden Reformed Ecumenical Council (REC), Kadarmanto Hardjowasito, yang mengunjungi GTM pada bulan April atas nama REC, GTM menyemangati para anggotanya untuk menjadi lebih aktif dalam kehidupan sipil.
Daerah baru itu muncul dari sebuah pemecahan yang menaruh sebagian Muslim di salah satu wilayah dan kebanyakan Kristiani di wilayah lain, yaitu di Mamasa. Akan tetapi, kebanyakan warga kabupaten Mamasa masih mayoritas Muslim. Para pemimpin gereja berharap lebih banyak orang Kristiani yang tampil, terutama di aktif di bidang politik, lapor REC dalam situsnya. GTM sendiri merupakan gereja terbesar di daerah tersebut.
GTM baru-baru ini telah memulai sebuah sekolah teologi baru. Sekolah yang baru itu sendiri telah mempunyai 80 mahasiswa pada tahun pertamanya. Pada masa dahulu siswa mereka harus menyeberangi pegunungan untuk dapat belajar di seminari dari Gereja Toraja di Rantepao atau di universitas Makassar.
Gereja Toraja-Mamasa mempunyai sekitar 100.000 anggota, yang diatur dalam 490 kongregasi, dan 101 pendeta. GTM juga menjalankan sebuah rumah sakit dan sekitar 20 sekolah Kristiani.
Sandra Pasaribu
|