Konferensi Antar Agama WCC Dibuka, Mendesak Adanya Dialog Kredibel dan Tindakan Bersama
"Nilai-nilai, bukan kepentingan, yang harus menjadi prinsip pembimbing dalam kolaborasi antar agama,"
Wednesday, Jun. 8, 2005 Posted: 5:13:35PM PST
|
Perkenalan kepada Konferensi. H.H. Catholicos Aram I, Libanon, tanggal 7 Juni 2005. © Peter Williams / WCC |
|
Dari kiri: H.H. Catholicos Aram I, Libanon; Mr Jehangir Sarosh, Zoroastrian, Moderator, Inggris; Rev. Dr. Samuel Kobia, Sekjen WCC; Rev Dr Hans Ucko, WCC - Inter-Religious Relations & Dialogue. © Peter Williams / WCC |
|
Refleksi spiritual tradisi Sikh |
Disponsori oleh Dewan Gereja-gereja Sedunia (World Council of Churches-WCC), konferensi "Momen Genting dalam Dialog Antar Agama " dibuka di Jenewa pada tanggal 7 Juni dan dihadiri oleh 130 peserta dari Muslim, Yahudi, Buddhist, Kristiani, Hindu dan juga para pemimpin agama, akademisi, aktivis hak asasi manusia dan pekerja-pekerja kemanusiaan.
Pembukaan acara itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal WCC Rev Samuel Kobia dan Moderator Komite Pusat WCC Catholicos Aram I. Mereka telah menyuarakan panggilan kepada para pemimpin seluruh agama untuk adanya sebuah dialog antar agama yang kredibel dan relevan " dan "tindakan bersama yang didasarkan pada nilai-nilai moral bersama".
Catholicos Aram I telah menekankan bahwa konferensi itu adalah "genting". Dalam sebuah laporan bulan Februari 2005, ia mengatakan, "Dunia sakit secara moral, politik dan ekologi. Membawa kesembuhan kepada dunia yang hancur adalah tantangan terbesar yang dihadapi semua agama pada jaman kita."
Daripada itu, dialog antar agama yang bertujuan meningkatkan pengertian yang lebih besar akan pengajaran teologi satu sama lain dan membantu adanya hubungan yang lebih dekat serta memperluas kolaborasi, harus tetap menjadi sebuah kepedulian utama untuk semua agama.
Catholics Aram I mengatakan dalam dunia yang terus mengglobalisasi, agama menjadi pemain utama dalam peristiwa global. Agama tidak hanya mencari dialog, tetapi bekerja bersama menuju tindakan bersama yang akan mempengaruhi dunia.
Menurutnya, tindakan bersama ini harus didasari pada nilai-nilai bersama. "Nilai-nilai, bukan kepentingan, yang harus menjadi prinsip pembimbing dalam kolaborasi antar agama," kata Aram I.
Ia percaya bahwa agama adalah kekuatan moral untuk dunia. Maka daripada itu, agama seharusnya menyediakan kepemimpinan moral di dunia yang berada dalam kehancuran moral. Dunia dimana budaya kekerasan telah menjadi sebuah kenyataan dominan, agama harus menjadi instrumen “pembangun kedamaian”.
Perlunya tindakan bersama juga ditekankan oleh Sekjen WCC Rev. Dr Samuel Kobia saat menyambut 130 peserta dari 10 agama yang ada di dunia.
Setelah 35 tahun terlibat dalam dialog, WCC “telah menyadari kebenaran antar agama dari sebuah prinsip ekumenikal: bahwa apa yang dapat kita lakukan bersama kita tidak boleh melakukannya terpisah, " kata Kobia.
Kobia juga menekankan bahwa, sebagai sebuah konsekuensi, hubungan dan dialog antar agama seharusnya tidak lagi menjadi “margin” dari WCC tetapi sebagai pusatnya. Kobia mengatakan, itu telah menjadi sebuah isu utama bagi semua konferensi itu adalah salah satu cara untuk mengatakannya".
Sandra Pasaribu
|