PGI: Gempa Nias Momentum Pertobatan Nasional
Gempa harus dijadikan bahan refleksi bagi seluruh komponen bangsa
Tuesday, Mar. 29, 2005 Posted: 7:08:59PM PST
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyatakan keprihatinan atas peristiwa bencana alam yang terjadi di pulau Sumatra pada hari Senin, 28 Maret. Seluruh umat Kristiani diimbau untuk segera bahu-membahu mengulurkan tangan untuk melakukan pertolongan kasih bagi para korban gempa. Demikian dilaporkan oleh Sinar Pembaruan.
"PGI mengimbau agar seluruh umat Kristen melakukan doa syafaat dan doa penghiburan bagi para korban serta keluarganya yang saat ini masih diliputi ketakutan serta kecemasan. Kami juga mengimbau agar seluruh komponen warga gereja melakukan penggalangan dana dan memberikan sumbangan kasih dalam setiap ibadahnya bagi para korban gempa di Sumatera, khususnya di Pulau Nias," ujar Wakil Sekretaris Umum PGI, Pdt Weinata Sairin di Jakarta, pada hari Selasa.
Dikatakan, gempa yang terjadi lagi di Sumatera kali ini harus dijadikan bahan refleksi bagi seluruh komponen bangsa khususnya para pemimpin bahwa gempa tersebut jelas merupakan peringatan dari Tuhan bahwa kuasa Ilahi lebih besar dan kuat dari kekuasaan manusia.
"Marilah kita melakukan refleksi serta perenungan lebih dalam dari peristiwa bencana alam yang secara beruntun terjadi di Indonesia. Apa yang harus dilakukan oleh bangsa ini agar kita dapat mengambil hati Allah agar tidak murka dengan bangsa ini dan memandang bangsa ini dengan penuh kasih. Saya rasa lewat bencana ini jelas merupakan momentum pertobatan bersama seluruh komponen masyarakat dan bangsa Indonesia agar kita bisa melangkah ke depan dengan penuh arif dan bijakasana," katanya.
Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) melalui Kepala Komisi Hubungan Masyarakat, Romo Benny Susetio Pr menegaskan keprihatinan yang mendalam atas bencana gempa yang terjadi kembali di pulau Sumatera.
Ia mengatakan, peristiwa ini jelas merupakan momentum bagi seluruh umat dan bangsa Indonesia untuk melakukan pertobatan bersama atau nasional.
"Refleksi yang dapat kita ambil dari peristiwa ini jelas bahwa Tuhan ingin seluruh komponen masyarakat Indonesia segera melakukan pertobatan nasional. Para elite politik dan pemilik kekuasaan harus menghentikan sikap dan perilaku korupsi dan mementingkan diri sendiri. Budaya korupsi, picik, dengki dan hasut menghasut sehingga masyarakat menjadi terkotak-kotak dan mementingkan kelompoknya sendiri harus segera diakhiri jika kita ingin bencana lebih besar tidak muncul kembali," ujar Romo Benny.
Ia melanjutkan, budaya korupsi dan sikap sejumlah elite politik di tanah air yang membiarkan ketidakadilan serta kejahatan terhadap masyarakat kecil dan teraniaya terus terjadi membuat Tuhan menjadi murka. "Mari kita jadikan momentum bencana ini sebagai tanda pertobatan nasional dan membangun solidaritas bersama," ujarnya.
Eva N.
|