Ketika Matahari Tak Bersinar
Bacaan : Mazmur 103
Thursday, Jul. 28, 2005 Posted: 11:28:32AM PST
Acap kali kita menyepelekan berkat-berkat Allah hingga akhirnya berkat-berkat itu diambil dari kita. Lalu kita menyadari betapa berartinya anugerah Allah, bahkan untuk hal yang paling lazim sekalipun.
Ada sebuah legenda mengenai hari ketika matahari tidak bersinar. Pada pukul enam pagi, langit masih gelap. Pukul tujuh pagi masih tetap malam. Siang datang, tetapi suasana masih seperti tengah malam. Akhirnya, pada pukul empat sore, orang-orang berkumpul di beberapa gereja untuk memohon matahari kepada Allah.
Pagi berikutnya, sekumpulan orang berkumpul di luar rumah dan memandang ke langit sebelah timur. Ketika secercah cahaya matahari menyibak fajar, orang-orang tersebut bersorak dan memuji Allah karena matahari itu.
Pemazmur mengerti ia tidak mungkin mengingat semua kebaikan yang telah dilakukan Allah baginya. Ia sedih karena ia mungkin saja melupakan hal-hal tersebut. Lalu ia menggenggam jiwanya yang lembek, menggoncang-goncangkannya, dan memaksanya untuk memikirkan beberapa karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.
Karena kebaikan Allah sepasti matahari, kita berada dalam bahaya jika melupakan apa yang dicurahkan-Nya bagi kita setiap hari. Jika kita menghitung berkat satu per satu, kita tak akan pernah dapat menyelesaikannya. Tetapi jika kita mendaftar 10 atau 20 pemberian yang diberikan Allah bagi kita setiap hari, akan terjadi sesuatu pada hati kita.
Marilah kita coba dan kita akan mengetahui sendiri hasilnya - HWR
Sumber: Sabda.org
|