Tuhan Datang, Sambutlah!
(Lukas 1: 67-80)
Monday, Apr. 25, 2005 Posted: 10:47:19AM PST

Pada saat orang berada dalam kesulitan, apakah itu kesulitan ekonomi, pekerjaan tidak lancar, prestasi buruk, usaha kurang berhasil bahkan gagal lagi dan lagi, kehilangan kekasih, ditinggal pergi kawan dekat dan lain sebagainya, tepatlah jika ia berkata: seperti ditudungi awan gelap. Bahkan boleh disebut: malam gelap menakutkan. Kegelapan malam memberi suasana berhentinya suatu kesempatan. Kegelapan malam juga dimanfaatkan para pelaku kejahatan dalam aksinya. Kegelapan pada umumnya berkonotasi negatif. Bahkan bahasa Alkitab biasanya menyebut kegelapan sebagai tanda kebinasaan di dalam dosa. Keadaan tidak ber-Tuhan. Tidak ada pengharapan. Manusia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya karena Tuhan Allah tidak peduli. Namun kenyataannya, Tuhan Allah tidak pernah tidak peduli. Ia sangat peduli. Tetapi kalau berbicara tentang surya pagi, maka kita akan melihat dan merasakan sesuatu yang baru. Ada terang yang membawa kepada pengharapan dengan semangat yang baru. Hal-hal yang menakutkan, mengecewakan, menyakitkan seakan telah berlalu. Kesempatan memperbaiki dan melakukan sesuatu yang baru.
Umat Israel yang mengecewakan dan melukai hati Tuhan dengan perbuatan dosa dan tidak melakukan kehendak Allah tinggal dalam keterpurukan dan kegelapan. Setelah sekian lama Allah membiarkan mereka berjalan sendiri dalam kegelapan, sekarang Allah berkenan datang lagi mengangkat umat-Nya. Allah tidak selamanya menghukum dan mendendam. Allah datang bagai Surya pagi dari tempat yang tinggi, menyinari bumi, memberi terang, mengusir kegelapan malam. Allah datang membebaskan umat-Nya dari belenggu dosa . Itu yang akan dilakukan-Nya.
Menurut William Barclay, Zakharia mempunyai visi yang besar mengenai putra-nya. Ia memandangnya sebagai seorang nabi yang akan menyiapkan jalan bagi Tuhan. Semua orang Yahudi yang saleh mengharapkan dan merindukan hari kedatangan Mesias, Raja yang diurapi oleh Allah. Mereka kebanyakan percaya, bahwa sebelum Ia datang maka Ia akan didahului oleh seorang pelopor yang memberitahukan kedatangan-Nya dan yang menyiapkan jalan-Nya. Zakaria melihat anaknya sebagai orang yang akan menyiapkan jalan bagi kedatangan Raja yang diurapi Allah .
Apakah Tuhan Allah yang datang kepada manusia membutuhkan seorang manusia yang lain untuk membuka jalan bagi-Nya? Jawabnya: Ya. Allah mau memakai manusia. Allah menghendaki manusia menjadi rekan kerja dalam karya-Nya bagi manusia. Bangsa yang telah puluhan bahkan ratusan tahun berjalan dalam kegelapan tidak lagi mengenal terang. Bila orang-orang yang sudah terbiasa di dalam kegelapan tiba-tiba disinari terang akan terkejut, kaget, silau bahkan sakit. Allah mengerti bahwa Israel membutuhkan warta pendahuluan demi kesiapan menerima kemurahan dan belas kasihan Allah bagai terang Surya Pagi yang maha dahsyat.
Yohanes Pembaptis berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Persiapan untuk sebuah pesta keselamatan. Mengapa membutuhkan seorang pelopor? Untuk mempersiapkan umat agar mereka tahu apa yang menjadi permasalahan mereka. Sangat kuat dugaan bahwa Israel telah ’salah mengerti’ tentang keselamatan hakiki yang mereka butuhkan. Mereka membutuhkan keselamatan fisik. Lepas dari penindasan penjajah. Padahal yang mereka butuhkan lebih dari itu, yaitu keselamatan terhadap belenggu dosa. Jadi sebelum Mesias datang, cara berpikir orang Israel perlu dikoreksi
Next Page: 1 | 2 |
Shinta Marthawati
|