Bantuan Dalam Perjalanan
Bacaan : 1 Yohanes 3:11-20
Monday, Apr. 18, 2005 Posted: 6:15:57PM PST
Suatu kali teman kami bepergian dari Georgia ke Illinois dengan mengendarai sebuah mobil sewaan. Di tengah jalan, mobil mereka rusak karena menabrak sebuah lubang besar di jalan. Lalu lintas pun menjadi lumpuh, sehingga suasana saat itu agak kacau.
Sementara teman kami berusaha mencari jalan keluarnya, seorang petugas polisi menawarkan untuk mengantarkan mereka ke restoran McDonald’s terdekat. Sesampainya di sana, mereka hanya duduk-duduk di tenda depan restoran sambil menunggu mobil mereka diperbaiki. Mereka tidak membeli apa-apa. Mereka tidak punya banyak uang. Selama ini mereka berdedikasi untuk melayani orang lain.
Sementara itu, mereka menelepon kami untuk memberitahukan kesulitan mereka. Namun, kami tidak dapat berbuat banyak kecuali berdoa dan percaya bahwa Allah akan menjaga mereka. Sementara mereka dan anak-anak duduk di tenda depan restoran itu, seorang pria mendekati mereka sambil membawa kantong-kantong berisi burger dan kentang goreng. "Allah meminta saya untuk memberi kalian makanan," jelasnya sambil mengantarkan makan malam bagi keluarga yang lapar itu.
Sudah berapa kalikah Anda melihat Allah mengirimkan bantuan dalam perjalanan? Atau sebaliknya, sudah berapa kalikah kita merasakan dorongan untuk menolong seseorang—namun kemudian menolaknya?
Kita adalah tangan-tangan Allah di bumi—diciptakan untuk menerima bantuan dan untuk memberikannya. Apakah Anda mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan dalam perjalanan? —JDB
1 Yohanes 3:11-20
11Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; 12bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. 13Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. 14Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. 15Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. 16Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. 17Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? 18Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. 19Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, 20sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.
[Sumber: Sabda.org]
|