Hutan dan Pohon
Kejadian 3:17-24
Tuesday, Mar. 29, 2005 Posted: 3:23:37PM PST
Bacaan: Kejadian 3:17-24
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. 22Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." 23Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. 24Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Kita semua pernah begitu dekat dengan pencobaan sehingga kita kehilangan perspektif yang benar. Pencobaan tersebut mungkin berupa hal kecil seperti rumor yang kita sadari tidak perlu disebarluaskan. Akan tetapi rupanya dorongan untuk bergosip telah menghalangi kesadaran kita tentang kasih dan penilaian yang baik.
Adam dan Hawa menghadapi masalah yang sama. Mereka terlalu asyik dengan sebuah tanaman yang ada di Taman Firdaus sehingga mereka tidak dapat melihat hutan yang luas gara-gara pohon tersebut.
Lihatlah apa dampaknya bagi mereka. Taman Eden telah diciptakan khusus untuk mereka. Di dalam taman itu, mereka tidak mengenal kejahatan, pencobaan, penyakit, dan kematian. Mereka menikmati persekutuan secara langsung dengan Sang Pencipta. Tetapi mereka membuang semua yang mereka miliki—hanya untuk memakan buah pohon terlarang itu.
Kesalahan mereka masih mengganggu kita. Betapa seringnya kita kehilangan seluruh hutan kebaikan Allah hanya untuk sebuah pohon pencobaan? Masa pencobaan tampak begitu menekan, masalah tidak tertahankan, dan kita membenarkan pikiran yang terputar balik.
Pikirkanlah tentang semua yang ditinggalkan Adam dan Hawa di Taman Eden. Isilah pikiran Anda dengan kebenaran firman Allah dan bersandarlah pada tuntunan serta kekuatan Roh Kudus dari waktu ke waktu. Dengan demikian Anda akan mengalami sukacita karena berkat Allah yang kekal, dan bukannya sekadar kesenangan sesaat —MRD II
Shinta Marthawati
|