"Di setiap Luka Lika Hidup, Iman Senantiasa Menghidupkan"
Yes 65:17-21
Monday, Mar. 7, 2005 Posted: 10:16:32PM PST
Ada sebuah pepatah Suku Tswana di Afrika bagian Selatan yang berbunyi, "Ngwana o sa leleng o swela tharing," yang secara harafiah berarti "Bayi biasanya tak menangis ketika tertidur pulas dalam gendongan." Maksudnya, lewat tangis biasanya seorang bayi yang meminta sesuatu. Kalau ia tak menangis, berarti ia tak membutuhkan apa-apa dan umumnya ia tertidur pulas kalau ia tak membutuhkan sesuatu. Dalam bahasa injili, pepatah orang Tswana ini dirumuskan penginjil Matheus dalam kata-kata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan," (Mat 7:7-8).
Hari ini, seorang pegawai istana di kota Kana Galilea, menerima apa yang ia minta, mendapatkan apa yang ia cari dan melewati pintu terbuka yang ia ketuk dengan tangannya sendiri. Hal ini terjadi ketika hanya dalam sepenggal kalimat, ia menaruh seluruh harapannya pada Yesus. "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Dengan permintaan, pencarian dan ketukannya pada pintu keselamatan dalam kata-kata ini, Yesus memenuhi permintaannya, Pada permohonan pertama ia seakan berkonsentrasi pada anaknya yang sakit. Pada permintaan kedua, ia justru berkonsentrasi pada harapan akan kehadiran Yesus. Kata-katanya dalam lalu berubah menjadi sebuah doa penuh penyerahan diri.
Kita hendak belajar dari jalan iman yang ditempuh pegawai istana dalam injil hari ini. Imannya berkembang dalam pertemuannya dengan Yesus dan begitu ia ungkapkan imannya, ungkapan ini membuahkan buah keselamatan pada begitu banyak orang. Dalam kata-kata awalnya, anaknya menjadi inti permohonan. Ketika bertatap muka dan mendengarkan kata-kata Yesus, permohonan sekaligus imannya bertumbuh. Ia tidak hanya memohonkan hidup anaknya tetapi ia memohonkan kehadiran Yesus dalam pengalaman kecemasan hidupnya. Dengan memohonkan kehadiran Yesus ia memperoleh berlipatganda hasil karena Yesus datang dan hadir dalam hidupnya dan hidup keluarganya. Tidak ada doa yang lebih baik daripada memohonkan kehadiran Allah di setiap pengalaman perjuangan dalam hidup, di setiap suka duka hidup yang kita jelajahi. Kita ingin bersimpuh di hadapan Yesus, Allah dan sahabat kita dan memohon dengan rendah hati agar Ia terus hadir di setiap langkah dan luka liku hidup kita. Di setiap luka liku hidup, iman senantiasa menghidupkan.
Dikutip dari Pondok Renungan
Shinta Marthawati
|