Dewan Gereja Dunia Dikritik Karena Mengabaikan Injil
Seorang pejabat di Institute on Religion and Democracy mengatakan Sidang WCC ke-9 pada bulan lalu adalah bukti tubuh gereja global lebih menyukai isu-isu sosial daripada menyebarkan Injil.
Tuesday, Mar. 7, 2006 Posted: 3:31:59PM PST
Dewan Gereja se-Dunia (World Council of Churches-WCC) dikritik oleh sebuah institut religius terkemuka di A.S karena terlalu berfokus pada isu-isu sosial dengan mengorbankan penyebaran Injil.
Seorang pejabat di Institute on Religion and Democracy mengatakan Sidang WCC ke-9 pada bulan lalu adalah bukti tubuh gereja global lebih menyukai isu-isu sosial daripada menyebarkan Injil, lapor Agape Press.
Pada pertemuan yang mengumpulkan 350 anggota denominasi WCC tersebut, para pemimpin gereja dan umat Kristiani berfokus untuk mengkritik penggunaan kekuatan militer dalam memerangi terorisme, dan menyatukan dan memajukan dialog Muslim-Kristiani dan hubungan-hubungan ekumenikal diantara tubuh Kristiani di dunia.
Tindakan-tindakan WCC mengkhawatirkan namun tidak juga mengejutkan, kata Mark Tooley, direktur dari United Methodist Action Committee of the Institute on Religion and Democracy (IRD).
"Sayangnya, setidaknya dalam 40 tahun terakhir, Dewan Dunia - daripada berfokus ke penginjilan Kristiani dan persatuan - malah berbelok dengan amat tajam ke teologikal kiri dan berfokus pada teologi-teologi pembebasan radikal yang amat sering cenderung anti Barat dan anti Amerika," kata Tooley.
Para delegasi di Sidang Raya WCC yang diadakan di Porto Alegre, Brazil - pertemuan ekumenikal terbesar dalam dekade terakhit - dipanggil untuk bekerjasama untuk memajukan hubungan Muslim-Kristiani dan menguatkan hubungan ekumenikal diantara denominasi Kristiani.
Rev Geoff Tunnicliffe, International Director dan CEO dari Aliansi Injili se-Dunia (World Evangelical Alliance-WEA) rmelaporkan bahwa "jaringan paralel" WEA yang beranggotakan 400 juta umat Kristiani mengindentifikasikan banyak dari tema-tema WCC, seperti HIV/AIDS, kekerasan dan kemiskinan.
Secara khusus, Tunnicliffe mengatakan bahwa injili, yang banyak ada diantara gereja-gereja WCC, berdedikasi pada misi integral, proklamasi dan pernyataan dari Injil.
Ia mengatakan, "Jika kita mengabaikan dunia, kita menghianati firman; jika kita mengabaikan firman, tidak ada apapun yang dapat kita bawa ke dunia."
Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa WEA tidak menjadi anggota WCC, sebagian karena perbedaan-perbedaan struktural antara dua tubuh sedunia tersebut, dan juga karena beberapa "isu-isu bersejarah dan amat mendalam".
Akan tetapi, ia menyatakan bahwa jalan untuk maju adalah "dengan menemukan kaitan diantara isu-isu tersebut" seperti krisis Uganda utara, yang sama-sama disetujui kedua organisasi.
Saat ditanya mengenai penginjilan dan penarikan masuk, Tunnicliffe mengatakan bahwa hasrat untuk melihat konversi pribadi "berada pada hati gerakan injili."
Ia menambahkan, "Kita perlu untuk mencari praktek-praktek yang terbaik bagaimana kita terlibat dalam pengnjilan.”
"Kita dipanggil untuk menunjukkan komitmen terdalam kepada Tuhan yang dinyatakan dalam Yesus dan kepada semua mereka yang ditujukan undangan-Nya," kata Rev. Dr. Rowan Williams, Uskup Agung Canterbury (pemimpin gereja Anglikan tertinggi) di Porto Alegre.
Maria Mackay
Koresponden Kristiani Pos
|