Kecermatan Vs Kemunafikan dalam Diri Kita
Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. - 1 Yohanes 5:16 -
Sunday, May. 23, 2004 Posted: 8:43:20PM PST
Jika kita tidak secara cermat memperhatikan cara Roh Kudus bekerja dalam diri kita, kita akan menjadi munafik secara rohani. Kita melihat dimana orang-orang lain berjatuhan, dan kita membalikan kearifan kita menjadi kritikan yang mencemooh bukannya menjadi perantara bagi mereka. Wahyu diberikan kepada kita bukan lewat ketajaman pikiran kita tapi oleh penglihatan langsung dari Roh Allah, dan jika kita tidak mecermati dengan saksama sumber dari wahyu, kita akan pusat pengkritik dan melupakan bahwa Allah mengatakan ¡°¡¦..hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut.¡± Berjaga-jagalah jangan sampai kamu menjadi munafik dengan menghabiskan waktumu untuk mendapatkan pembenaran dari orang lain.
Salah satu tanggungan yang sulit dimengerti yang Allah taruh pada diri kita sebagai orang-orang kudus adalah tanggungan kearifan memahami jiwa-jiwa lain. Ia menyatakan hal-hal ini agar kita dapat mengambil beban jiwa-jiwa ini dihadapanNya dan membentuk pikiran dari Kristus mengenai mereka, dan saat kita memohon untuk orang lain padaNya, Allah mengatakan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut.¡± Ini bukanlah dimana kita membawa Allah berhubungan dengan pikiran kita, tetapi bahwa kita membangkitkan diri kita sampai Allah dapat menyatakan pikiranNya kepada kita mengenai seseorang yang kita mohonkan.
Apakah Yesus Kristus melihat kerja keras dari jiwaNya dalam diri kita? Ia tidak dapat melihat kecuali kita dikenalkan dengan diriNya bahwa kita naik dibangkitkan untuk mendapatkan pandanganNya mengenai orang-orang yang kita doakan. Semoga kita belajar untuk menjadi perantaraNya dengan sepenuh hati sehingga Yesus Kristus akan sepenuhnya terpuaskan terhadap kita sebagai seorang perantara.
Sumber: My Utmost for His Highest
Oswald Chambers
Dini
|