Di Atas Segalanya
Bacaan : Yohanes 3:22-36
Tuesday, Jun. 7, 2005 Posted: 6:52:29PM PST
Pada pertengahan tahun 1800-an, Ralph Waldo Emerson menjadi pemimpin gerakan filsafat yang dikenal dengan sebutan "transendentalisme". Gerakan tersebut mengatakan bahwa kebenaran berasal dari pemahaman pribadi. Emerson menulis, "Dengan meyakini pikiran Anda sendiri, percaya bahwa apa yang benar bagi Anda dalam hati Anda itu benar bagi semua manusia—maka itulah yang disebut jenius."
Sayangnya, kesalahan cara berpikir tersebut menjadi berakar, sehingga pemikiran pribadi tentang Allah menggantikan pemikiran dan pernyataan Allah tentang diri-Nya sendiri. Di dalam kitab Yesaya Tuhan berkata demikian, "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (55:9).
Salah satu penulis lagu Israel kuno menyatakan kebesaran Allah demikian: "Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya" (Mazmur 135:5,6).
Yesus, gambaran Allah yang tak terlihat, adalah sumber segala kebenaran (Kolose 1:15-19). Yohanes Pembaptis berkata tentang Dia demikian: "Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya" (Yohanes 3:31).
Hanya Allah pencipta segalanya yang layak disebut transenden, yakni mengatasi dan melampaui segala hal. Berkebalikan dengan kesimpulan Emerson, kebenaran berasal dari atas, bukan dari dalam —JAL
|