Romo Sandyawan Akan Terima Anugerah "Kelirumologi"
Wednesday, Aug. 3, 2005 Posted: 3:56:49PM PST
Pekerja kemanusiaan Romo Sandyawan SJ akan menerima anugerah "Kelirumologi". Selain Romo Sandywan yang di akhir kekuasaan Orde Baru dengan penuh kesadaran melindungi sejumlah aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD), beberapa tokoh juga akan menerima penghargaan serupa, Suara Pembaruan melaporkan.
Mereka adalah Satjipto Rahadjo, Ali Sadikin, Seto Mulyadi, I Gde Winarsa, Wardah Hafids, Siti Musdah Mulia. Bismar Siregar, Kwik Kian Gie, dan Suka Hardjana. Menurut Jaya Suprana, budayawan yang mempopulerkan istilah "kelirumologi", para tokoh tersebut telah membuktikan pengabdian mereka di bidangnya masing-masing. Dalam siaran persnya, Jaya Suprana mencontohkan keberanian intelektual Muslim, Siti Musdah Mulia, yang terus mengkritisi anggapan sejumlah kalangan yang menyebutkan bahwa Islam membolehkan poligami. Pendapat Musdah tersebut telah memicu sejumlah perdebatan di berbagai kota di Indonesia.
Ali Sadikin, mantan Gubernur DKI Jakarta yang telah meraih berbagai penghargaan dalam dan luar negeri, dalam pandangan Jaya Suprana, jelas berjasa ikut mengembangkan pusat-pusat kesenian seperti membangun Taman Ismail Marzuki dan Taman Impian Jaya Ancol. Panitia penganugerahan penghargaan juga mencatat keberanian Wardah yang memang dikenal sebagai aktivis pembela masyarakat yang tergusur.
Istilah "kelirumologi" dipopulerkan oleh Jaya Suprana lewat berbagai tulisan dan diskusi yang diselenggarakan pria penuh ide tersebut. Istilah tersebut tampaknya dimunculkan sebagai bentuk protes musikus tersebut terhadap berbagai kekeliruan yang terjadi di Indonesia.
Jaya yang memang kocak dan akan semakin kocak jika dipertemukan dengan Gus Dur dalam ruang diskusi, menambahkan bahwa acara pemberian anugerah "Kelirumologi" akan digabung dengan peluncuran buku Antologi Kelirumologi. Tempat kegiatan dan lokasi kegiatan penganugerahaan Kelirumologi hingga kini belum dipastikan. "Anugerah Kelirumologi tidak kalah pentingnya dengan keikutsertaan Indonesia dalam pemilihan Miss Universe yang mendapat publikasi hiper dahsyat,'' tambah Jaya yang tidak sedang membuat kekeliruan itu.
Shinta Marthawati
|