Penduduk Australia Dukung Keragaman, tapi Yakin Ada Rasisme
Dalam jajak pendapat yang dikeluarkan oleh AC Nielsen- Sydney Morning Herald, Selasa (20/12), 75 persen responden setuju dengan pernyataan bahwa ”ada rasisme terpendam di Australia”.
Wednesday, Dec. 21, 2005 Posted: 11:11:43AM PST
Mayoritas warga Australia tidak setuju dengan pernyataan Perdana Menteri John Howard yang dilontarkan seusai terjadinya kerusuhan rasial, bahwa ”tak ada rasisme terpendam di negeri ini”.
Dalam jajak pendapat yang dikeluarkan oleh AC Nielsen- Sydney Morning Herald, Selasa (20/12), 75 persen responden setuju dengan pernyataan bahwa ”ada rasisme terpendam di Australia”.
Meski demikian, mayoritas warga Australia (81 persen) mendukung perbedaan kultur dan keragaman etnis dalam masyarakat mereka. Sementara itu, satu di antara tiga warga Australia merasa ”terlalu banyak imigran yang tinggal di Australia”.
Jajak pendapat yang dilakukan terhadap 1.423 responden dengan batas kesalahan 2,6 persen itu berkaitan dengan kerusuhan rasial yang terjadi di Pantai Cronulla, Sydney, 11 Desember lalu.
Kerusuhan itu dimulai ketika sekitar 5.000 warga kulit putih berbondong-bondong menuju arah pantai dan memburu serta memukuli mereka yang berpenampilan ”keturunan Arab”.
Berbicara di televisi, Selasa, Howard mengatakan, meskipun kerusuhan pekan lalu berbau rasial, Australia tetaplah salah satu tempat pertemuan ragam budaya yang paling sukses di dunia.
”Multikulturisme pengertian dasarnya adalah seseorang yang meyakini adanya keragaman. Hal itu membuatnya toleran terhadap perbedaan etnis dan ras,” kata Howard.
”Dengan demikian, bila 81 persen dari populasi adalah toleran dan mendukung perbedaan etnis, kita tak bisa sekaligus mengatakan bahwa di sini ada rasisme terselubung. Ada memang komunitas Australia yang rasis, namun saya tak percaya bahwa kebanyakan warga Australia adalah rasis,” ujarnya.
Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales Morris Iemma menyebutkan, dirinya adalah anak dari orangtua imigran. ”Sebagai orang yang memiliki orangtua imigran yang datang ke negeri ini tahun 1960-an, saya mengerti betul isu itu. Dari bagaimana cara saya dibesarkan, saya tak percaya Australia adalah rasis,” katanya.
Seorang penjaga keamanan Australia, Andrew Sanders, Senin malam ditahan setelah polisi menemukan sebuah pistol tak berlisensi, sejumlah granat asap, dan semprotan merica di kediamannya. Sebelumnya Sanders sempat ditahan sewaktu ia bersama dengan empat pemuda lainnya memiliki bahan bakar dan material lainnya di dalam mobil yang bisa digunakan untuk membuat bom bensin.
Jaksa penuntut dari pihak polisi, Jonathan Falzon, mengatakan, Sanders juga telah memasuki situs web milik ”supremasi putih” dan mendengarkan saluran radio yang digunakan kelompok supremasi putih ”Fightback” untuk menggalang dukungan dalam aksi protes seusai kerusuhan.
”Sangat jelas bahwa ada motivasi rasial di belakang aktivitas ini,” kata Falzon. Sanders telah dikenai lima dakwaan, di antaranya memiliki senjata terlarang. Sanders ditangkap dalam kerusuhan yang melibatkan 5.000 warga kulit putih.
Sementara itu, seorang remaja yang fotonya ada di surat kabar dengan mengenakan kaus bertuliskan ”kami orang asli, kamu pendatang” (we grew here, you flew here) bersikeras bahwa ia bukan rasis.
Hendra H.
|