SINGAPURA (AP) – Seorang mantan uskup Methodist meminta rasa hormat dan pengertian yang lebih besar bagi kaum gay di Singapura, dimana sebuah debat publik baru-baru ini mempertanyakan apakah homoseksualitas tidak harus dikriminalisasi.
"Kita tahu bahwa perbedaan itu ada, kami hanya … memohon adanya rasa hormat dan bukannya kecaman," kata Rev. Dr. Yap Kim Hao, yang tahun 1968 menjadi uskup Asia pertama dari The Methodist Church di Singapura dan Malaysia, Kamis lalu, dalam sebuah dialog mengenai homoseksualitas dan gereja.
Dialog itu, yang dipercaya yang pertama diadakan antara gereja dan komunitas gay di Singapura, diselenggarakan oleh tangan pelayanan sosial bagi gay dari Free Community Church yang non denominasional. Dialog dihadiri lebih dari 350 orang, termasuk para perwakilan dari denominasi Kristen utama dan anggota masyarakat.
Dialog itu diadakan setelah debat publik langka mengenai homoseksualitas di Singapura. Pada awal bulan ini, bapa negara, Lee Kuan Yew, mempertanyakan lamanya larangan negara itu dalam seks gay, mengatakan pemerintah tidak boleh bertindak sebagai polisi moral. Komentarnya menimbulkan debat luas di berbagai surat kabar dan forum-forum online.
Yap, yang saat ini bertindak sebagai penasihat pastoral Free Community Church, mengatakan dia percaya dipanggil Tuhan untuk melayani para gay, dan sadar pandangannya bertentangan dengan gereja konservatif umumnya di Singapura.
"Meskipun kita saling tidak setuju, tapi kita harus menghargai kemanusiaan,” kata Yap kepada The Associated Press.
Para peserta di forum itu juga mendiskusikan interpretasi dari referensi Biblikal mengenai homoseksualitas, dan bagaimana gereja dapat menggembalakan homoseksual. Panelis menekankan bahwa gereja dan pembuat kebijakan di Singapura harus menyadari ada orang-orang nyata dibalik masalah itu.
"Pada akhirnya, kita perlu mengetahui bahwa ada wajah manusia terhadap semua ini dan kita belajar untuk beradaptasi terhadap strategi kita secara berbeda-beda,” kata Tan Kim Huat, dekan dari Trinity Theological College di Singapura.
Namun beberapa peserta tetap merasa skeptis atau berbeda pandangan terhadap seruan tersebut. Satu pria mengambil mikrofon dan membandingkan homoseksualitas dengan kebinatangan.
Namun, Yap tetap merasa senang karena banyak gereja yang telah menghadiri dialog tersebut.
"Mereka datang dalam jumlah yang cukup signifikan untuk mendengar cara pandang alternatif. Kami pernah mendengar kecaman mereka, namun ini pertama kalinya mereka mendengar pandangan partisan lain," katanya.
Dibawah hukum Singapura, seks gay dianggap "suatu tindakan yang tidak senonoh," dan dapat dihukum maksimal dua tahun di penjara. Pihak berwajib juga melarang festival-festival gay dan mensensor film-film gay, mengatakan homoseksualitas tidak boleh dibela sebagai pilihan gaya hidup.
Meski ada larangan resmi, namun tetap saja ada beberapa tuntutan.
Amandemen Penal Code yang diajukan tahun lalu tidak akan mengdiskriminalisasi seks oral dan anal bagi dewasa heteroseksual, namun mempertahankan larangan untuk seks gay. Keputusan itu disambut baik oleh Dewan Nasional Gereja-gereja di Singapura. Amandemen itu dijadwalkan akan didebatkan di Parlemen penghujung tahun ini.
Masalah ini muncul di permukaan awal bulan ini saat Lee mempertanyakan larangan gay, memicu gelombang respon dari pembuat hukum dan masyarakat.
"Komentar Menteri Penasihat Lee Kuan Yew baru-baru ini mengenai meliberalisasi hukum mengenai homoseksualitas membuat saya dan keluarga sangat prihatin,” tulis warga Jonathan Cheng ke forum surat kabar Straits Times. "Homoseksual memicu gaya hidup yang bebas dan hedonistis. Apa lagi yang bisa anda harapkan kalau anda tidak punya anak atau berada dalam suatu hubungan yang mengasihi dan berkomitmen?”
Kebanyakan penduduk Singapura yang berjumlah 4,5 juta adalah pemeluk Buddhisme, diikuti Kristen. Agama Islam yang mempunyai pengikut besar di negara itu juga melarang homoseksualitas.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyright © 2007 The Associated Press. All rights reserved. The information contained in the AP News report may not be published, broadcast, rewritten or redistributed without the prior written authority of The Associated Press.
Gereja Katolik Roma di Spanyol telah melancarkan kampanye melawan aborsi sebagai kelanjutan dari pengumuman pemerintah pada awal Maret lalu yang bermaksud untuk membebaskan undang-undang ...