Interaktif

Home > Europe > Uk

Dua Abad Charles Darwin, Gereja Inggris Sampaikan Permohonan Maaf

Jenna Lyle
Reporter Kristiani Pos

Posted: Sep. 17, 2008 14:11:39 WIB

Charles Darwin. (Foto: Doc)

Tahun depan tepat dua abad kelahiran Charles Darwin merupakan waktu yang tepat bagi Gereja Inggris untuk memikirkan kembali tentang dampak teori seleksi alam Darwin terhadap pemikiran agama, kata Direktur misi dan Urusan Umum Gereja Inggris.

Rev Dr Malcolm Brown sejauh ini telah menyampaikan permohonan maaf atas reaksi yang diberikan terhadap Darwin.

"Charles Darwin: 200 tahun dari kelahiranmu, Gereja Inggris berhutang permohonan maaf karena salah paham terhadapmu dan memberikan reaksi pertama yang salah, menyebabkan orang lain tetap memiliki kesalahpahaman terhadapmu. " Kami berusaha menerapkan kebijakan lama tentang “kepercayaan terhadap pencarian pengertian” dan berharap dapat membuat beberapa perbaikan,” kata Brown dalam sebuah essay yang diterbitkan dalam sebuah kolom khusus dalam website Gereja Inggris memperingati 200 tahun sejak kelahiran sang ilmuwan pada 1809.

Dr Brown mengakui bahwa Gereja telah membuat kesalahan menolak teori Darwin tentang seleksi alam.

“Permasalahan tentang homo sapiens ialah karena kita hanyalah manusia . Orang-orang, dan lembaga-lembaga, membuat kesalahan tanpa kecuali umat Kristiani serta gereja,” tulis Dr Brown.

“Ketika sebuah gagasan baru muncul mengubah bagaimana cara pandang orang terhadap dunia, dengan mudah merasa bahwa setiap gagasan lama, segala sesuatu yang pasti, terancam dan kemudian melakukan suatu perlawanan terhadap gagasan baru tersebut.

“Gereja pernah melakukan kesalahan dengan astronom Galileo, yang pada akhirnya menyadari kesalahan tersebut. Beberapa orang-orang gereja melakukan kesalahan yang sama lagi pada 1860 terhadap teori seleksi alam Charles Darwin. Oleh karena itu perlu pentingnya untuk berpikir ulang mengenai pengaruh Darwin terhadap pemikiran agama, maka saat ini-dua ratus tahun kelahiran Darwin pada 1809 merupakan waktu yang tepat untuk melakukannya. “

Reaksi Gereja ketika Darwin mengemukakan bahwa manusia keturunan kera adalah “sesat”, Dr Brown mengatakan dalam essai- nya, ”Agama yang baik butuh ilmu pengetahuan yang baik”.

Dia mengemukakan bahwa teori Darwin tidak bertentangan dengan ajaran ke-Kristenan.

“Darwin, dalam berbagai cara, adalah contoh yang baik dalam hal metode ilmiah. Dia mengamati dunia yang berada di sekitarnya, mengembangkan sebuah teori serta menjelaskan apa yang dia lihat, dan kemudian menyusunnya dalam waktu lama dan dengan seksama dalam proses pengumpulan bukti-bukti lain yang diperoleh, menentang, atau memperbaiki teorinya…Tidak ada sesuatu pun yang bertentangan dengan ajaran ke- Kristen,”tulis Brown.

“Yesus sendiri mengajak orang untuk mengamati dunia di sekitar mereka umtuk memberikan pengertian tentang apa yang mereka lihat untuk dapat memahami sifat Tuhan (Matius 6: 25–33).

Dr Brown mengatakan bahwa hal ini akan menjadi sebuah “celaan” terhadap apa yang dilakukan Darwin untuk dapat diperlakukan sebagai ‘sebuah teori yang berkaitan dengan segala sesuatunya’,sebagaimana dia dituduh “membahayakan” dalam berbagai bentuk rasisme dan diskriminasi yang dibenarkan berdasarkan teori seleksi alam.

“Kesulitannya adalah bahwa teorinya mengenai seleksi alam begitu sangat efektif di kalangan kelompok ilmuwan, dan dengan mudahnya dimengerti orang secara garis besarnya saja, kemudian berkembang menjadi sebuah teori umum mengenai segala sesuatunya-yang bukan hanya salah tetapi berbahaya,”tulisnya.

“Ke-kristenan sendiri menekankan sebaliknya, manusia ada untuk mengasihi, untuk orang lain, dan untuk pengorbanan diri.

“Tidak ada sesuatu pun di sini , secara prinsip, menentang teori Darwin. Manusia memiliki kemampuan untuk merefleksikan, untuk membayangkan, dan memahami apa yang diketahui sampai kepada apa yang tidak diketahuinya.”

Tahun 2009 juga akan menandai ulang tahun ke-150 penerbitan ‘On the Origin of Species’ Darwin pada 1859.

Salah satu sesi dalam acara peringatan di website Gereja Inggris juga mencakup sambutan dari Uskup Agung Swindon, Rt Rev Lee Rayfield, yang adalah seorang mantan ilmuwan biologi.

“Teologi dan ilmu pengetahuan masing-masing harus saling memberikan kontribusi seperti yang dikatakan Pemazmur bahwa kita “adalah ciptaan yang “menakjubkan dan mengagumkan’. Saya berharap bahwa bagian baru ini tidak hanya akan menyediakan sebuah informasi dan pengetahuan mengenai Charles Darwin dan pekerjaannya, tetapi hal tersebut akan terbukti menjadi sebuah sumber bagi perkembangan dalam hal kebijaksanaan dan pengertian,”ujarnya.

Terpopuler

Headlines Hari ini