Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Interaktif

Teolog Amerika: Orang Asia, Afrika Mengerti Perjanjian Lama Lebih Baik dari Orang Barat

Jennifer Riley
Reporter Kristiani Pos

Posted: Nov. 27, 2007 02:02:35 WIB

Umat Kristiani di Afrika mengerti Perjanjian Lama lebih baik daripada rekan mereka di Barat, kata seorang teolog injili yang cukup disegani dalam sebuah pertemuan teologi baru-baru ini.

Dr. Philip Jenkins, seorang professor studi agama dan sejarah terkemuka di Pennsylvania State University, mengatakan kepada para anggota Evangelical Theological Society bahwa budaya umat Kristiani membantu mereka mengerti kisah-kisah di Perjanjian Lama, menurut Associated Baptist Press.

Jenkins berbicara minggu lalu di pertemuan tahunan Evangelical Theological Society yang ke-59 di San Diego dibawah tema "Ajarkan Mereka untuk Patuh."

Orang Afrika dapat mengerti ide-ide dan konsep yang sulit dimengerti orang Barat seperti pengorbanan binatang, pembatasan makanan, poligami, dan batu kudus, kata professor itu.

"Mengajar orang [di dunia berkembang] untuk mematuhi Alkitab jika maksudnya Perjanjian Lama tidaklah sulit," kata Jenkins. "Malah, bagi banyak orang Kristiani baru permasalahan terbesar di dunia saat ini adalah¡¦memberitahu orang lain kalau hukum yang lama harus diperlakukan inferior, dengan hukum yang baru."

Orang di Afrika dan Asia juga cepat menyadari dan mengerti bagaimana Perjanjian Lama harus dipraktekkan dalam terang Perjanjian Baru. Mereka dapat mengerti bagaimana mengaplikasikan Perjanjian Lama dalam terang Perjanjian Baru, tambah Jenkins.

Misalnya saja penebusan. Ini sulit dimengerti umat Kristiani Barat yang tidak pernah melihat pengorbanan binatang untuk dapat mengerti. Tetapi seseorang yang mengerti ritual pengorbanan sebagai "kenyataan yang terus berkelanjutan" mampu menangkap signifikansi pengorbanan dan penebusan Yesus dengan lebih baik.

Juga, kesediaan Yesus untuk makan dengan orang berkasta rendah seperti pelacur dan orang yang dihindari seperti pemungut cukai lebih di budaya Afrika dan Asia daripada Barat karena "orang yang diajak makan" adalah penanda kelas sosial di budaya-budaya ini.

"Lihatlah pada banyak ayat yang paling dikenal di barat dan yang sudah jarang dibaca dan yang paling eksplosif," kata Jenkins. "Lihat pada ayat yang paling sering dibahas kelompok pembacaan firman perempuan di Selatan dunia sana.

"Pikirkan kisah perempuan yang mempunyai sakit pendarahan. Sekarang bayangkan membaca kisah itu di lingkungan yang percaya pencemaran darah [dan] percaya pada kenajisan darah," kata Jenkins.

Ahli studi agama itu menyimpulkan bahwa orang Barat tidak usah memberitahu jemaat Afrika dan Asia yang semakin berkembang bagaimana mematuhi Alkitab tapi mengajar mereka bagaimana membaca dan "berpikir dan menyerap dan merelevansikan" Kitab Suci bagi diri mereka sendiri.

"Mengajarkan mereka kepatuhan secara virtual adalah mustahil," kata Jenkins. "Mengajarkan mereka kepatuhan untuk diri sendiri adalah yang harus dipikirkan."

Next Story : Workshop INKommunity: Mencari Ide Penulisan Artikel Pluralisme

Terpopuler

Headlines Hari ini