(Kristiani Pos)
Jakarta – Topik tentang pluralisme tampaknya menjadi topik yang hangat dikupas dan diperbincangkan dalam berbagai pemberitaan dan seminar-seminar ataupun pertemuan, mengingat banyaknya persoalan seputar pluralisme yang saat ini marak terjadi.
Sabtu, (25/7) lalu, INKommunity (Komunitas Wartawan Kristen ) menggelar Workshop Penulisan setengah hari bertajuk Half-Day "Menghembuskan Angin Pluralisme melalui Karya Ilmiah Populer" dengan menghadirkan dua pembicara: Prof. Franz Magnis Suseno SJ (Rohaniwan Katolik, budayawan serta pendidik) dan Kristanto Hartadi (Pemred Harian Surat Kabar Sinar Harapan).
Dalam acara workshop tersebut dipaparkan bagaimana cara pencarian ide penulisan sebuah berita. Kristianto Hartadi (Pemred Sinar Harapan) menguraikan 7 poin yang harus diperhatikan dalam penulisan sebuah berita.
Tidak semua tulisan dapat disebut sebagai berita. Ada 7 point yang harus diperhatikan agar sebuah tulisan memiliki nilai berita (news value) yakni: audience (khalayak pembaca), proximity (kedekatan), timeliness (informasi terbaru), prominence (ternama), unusualiness/uniqueness, magnitude (dampaknya), dan conflict (konflik).
Dari ketujuh poin di atas yang paling menjadi pusat atau “akar” segala berita adalah “konflik” dimana tugas utama para wartawan di masyarakat demokratis adalah memaparkan konflik/masalah sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh siapa pun,” ujar Kristanto.
Hidup akan sangat sepi bila tanpa “konflik”, jadi “konflik” dapat membuat hidup lebih hidup. Akan tetapi yang dimaksud dengan konflik dalam hal menulis berita untuk media massa adalah: mengidentifikasi pokok persoalan, mengidentifikasi nilai berita (news value), serta mengidentifikasi tema utama yang akan mewarnai seluruh tulisan.
Kristanto menguraikan lebih lanjut bahwa dalam menulis artikel/kolom tentang isu pluralisme untuk media massa, anda harus pahami terlebih dahulu cantolan beritanya (news peg) sebagai landasan alasan mengapa anda menulis tentang hal itu.
Bila news pag tidak terlalu jelas, maka harus ada upaya lebih keras untuk menggali alasan mengapa anda menulis persoalan yang anda pilih tersebut. Untuk itu metode SHOP (Selection, History, Observation, Perspective) perlu dikembangkan dalam menulis, dan merupakan salah satu cara untuk menggali berbagai hal yang terkait dengan mengembangkan gagasan dalam menulis feature ataupun tulisan popular.
Acara Workshop tersebut berlangsung sukses dengan diawali pemaparan tentang topik pluralisme oleh Prof. Franz Magnis Suseno SJ, dilanjutkan dengan pelatihan menulis dimana para peserta diajak untuk mencari ide-ide seputar pluralisme yang dapat dirangkai menjadi sebuah tulisan berita.
Sementara media di seluruh dunia menggembar-gemborkan penemuan dua dekade yang disebut-sebut berpotensial sebagai nenek moyang manusia, para kreasionis (pendukung Ciptaanisme) menunjuk bahwa tim peneliti yang meneliti fosil terekonstruksi itu tidak ...