Relevansi, serangan agresif sekularisme, dan ancaman ekstrimisme adalah tantangan bagi semua orang beriman, kata mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di konferensi dialog Muslim-Kristen yang cukup besar minggu ini.
"Tantangan-tantangan ini bukan untuk umat Islam saja, atau hanya Kristen atau Yahudi, Hindu atau Buddha saja. Ini adalah tantangan bagi semua orang beriman," kata Blair pada 2009 Common Word Conference di Georgetown University.
Dan "harapan terbaik" bagi iman di abad kedua puluh satu, tambah mantan pemimpin Inggris itu, adalah bahwa orang-orang beriman menghadapi semua ini bersama-sama.
"Hal ini bukannya karena kita ingin memiliki iman yang sama. Tidak," ia mengklarifikasi. "Keyakinan kita yang berbeda akan tetap seperti apa adanya.
"Tapi pertemuan ini memungkinkan kita untuk berbicara dalam persahabatan dengan satu sama lain tentang iman kita masing-masing," kata Blair, "dan juga berbicara kepada dunia tentang iman."
Selama dua hari pada minggu lalu, sekitar 1.000 orang menghadiri 2009 Common Word Conference - konferensi keempat yang diselenggarakan sejak penerbitan sebuah dokumen dari 138 sarjana Muslim kepada pemimpin Kristen pada tahun 2007, berjudul "A Common Word Between Us and You Common Word (Kata Bersama Antara Kami dan Anda)," yang menyerukan umat Kristen dan Muslim bekerja sama untuk perdamaian.
Seperti konferensi sebelumnya, pertemuan 7-8 Oktober itu difokuskan pada pesan The Common Word Initiative, yang diharapkan pendukungnya dapat memberikan titik awal bagi Muslim dan Kristen di seluruh dunia untuk bekerjasama dan berkoordinasi diatas "dasar teologika yang sesolid mungkin."
"Mengupayakan keadilan di dunia, tidak dapat hanya ada Muslim atau Kristen saja dan tidak bisa hanya untuk kepentingan kita sendiri, tapi harus benar-benar mempertimbangkan masalah-masalah yang kita hadapi yang membutuhkan keadilan," komentar Pendeta Munib A. Younan, uskup Gereja Lutheran Injili di Yordania dan Tanah Suci.
Dalam pidatonya kepada para hadirin, Pangeran Yordania Ghazi bin Muhammad mengatakan tujuan konferensi ini adalah "untuk memeriksa dan memetakan ide-ide yang konkret, praktis, dan, yang terpenting, ide-ide yang dapat ditindaklanjuti yang bisa kita kerjakan dan membawa hasil berdasarkan antara lain prinsip-prinsip 'Kata Bersama' dan dua Perintah Terbesar."
"Dengan kata lain, kita ingin bergerak, insya Allah, dari 'traction to trickledown,' dan kita ingin dimulai disini, di konferensi keempat 'Kata Bersama,'" katanya.
"Tapi tentu saja bukan berarti tidak ada hal-hal praktis yang telah dilakukan sampai saat ini," tambah Ghazi, "tapi usaha-usaha kita, meskipun kita berharap dapat berkenan kepada Tuhan, tidak cukup berhasil."
Dalam refleksinya, Pendeta Mark S. Hanson, ketua uskup dari Gereja Lutheran Injili di Amerika, juga mengakui bahwa baik tantangan dan harapan agar kata bersama dapat menjadi tindakan bersama.
"Jika kata bersama kita tidak mengarah ke tindakan bersama yang membawa keadilan di mana terdapat konflik sangat nyata saat ini, yang mempertaruhkan nyawa manusia, maka pekerjaan kita benar-benar tidak selesai," katanya, mengutip komentar Younan di salah satu panel konferensi.
Dalam pidatonya hari Rabu, mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair mendesak para peserta untuk dapat mengerti satu sama lain, menghormati satu sama lain, dan yang terpenting, bertindak dengan satu sama lain.
"Hubungan kita dengan satu sama lain dan hubungan kita berdua dengan Yudaisme yang saya yakin pada waktunya akan menjadi bagian dari Common Word, akan dinilai dalam tindakan, dalam karya yang dapat kita lakukan bersama-sama untuk mengurangi kemiskinan, melawan ketidakadilan, mencegah penyakit dan membawa harapan kepada mereka putus asa," katanya.
"Jadi: mengertilah satu sama lain, hormatilah satu sama lain, bertindak dengan satu sama lain, dan dengan berbuat demikian, tunjukkan mengapa umat manusia tidak dibuat miskin oleh iman, tetapi diperkaya tak terkira," ia menyimpulkan.
Presbytery San Francisco secara terbuka telah menyetujui pentahbisan seorang minister homoseksual di Gereja Presbyterian (AS). ...