Presbytery San Francisco secara terbuka telah menyetujui pentahbisan seorang minister homoseksual di Gereja Presbyterian (AS).
Tetapi, pihak yang menentang perubahan tersebut mengatakan bahwa mereka telah mengumpulkan cukup tanda tangan untuk menunda pentahbisan tersebut.
"Kami meyakini bahwa apa yang telah dilakukan oleh Presbytery San Francisco itu inkonstitusional, dan kami berharap hal tersebut dikoreksi,” ujar Sarah Hill, koordinator Koalisi Presbyterian, menurut Religion News Service. " Presbytery tidak dapat mentahbiskan calonnya sampai proses hukum selesai."
Suara sebanyak (156 sampai 138) menyetujui pentahbisan Lisa Larges menjelang Selasa malam pada pertemuan akhir tahunan presbytery. Hal tersebut terkait dengan kasus abuzz di Twitter, yang menunjukkan dukungan untuk Larges, yang menurut laporan telah meminta pentahbisan selama 20 tahun.
Seorang diakon di Noe Valley Ministry Gereja Presbyterian di San Francisco yang buta sejak lahir, Larges telah mencoba untuk ketiga kalinya pada awal tahun ini untuk dapat ditahbiskan. Meskipun Police Constable (AS) baru-baru ini menyatakan larangan bagi imam gay dan lesbian yang tidak selibat, sebuah kebijakan kontroversial yang diadopsi pada 2006 oleh denominasi pemerintahan tertinggi yang telah memberikan kelonggaran secara luas kepada para calon yang menyatakan keberatan terhadap pengajaran-pengajaran khusus Presbyterian, yang mana selama ini dewan pentahbisan tidak menganggap mereka “penting” sebagai jemaat gereja.
Pada 2007, Larges menyampaikan sebuah tulisan “pernyataan keberatan,” yang menyatakan secara resmi keberatan terhadap persyaratan denominasi bahwa seorang imam adalah mereka yang “hidup setia dalam perjanjian perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang wanita atau hidup melajang dalam kekudusan.”
Dia menyebut persyaratan tersebut “mengotori gereja dan menjadi sebuah batu sandungan bagi misi” serta tidak mengungkapkan hal-hal penting dalam iman kepercayaan Presbyterian, menurut layanan berita Police Constable (AS).
Pada bulan Maret tahun ini, Police Constable (AS) Sinode Pacifik menghalangi pentahbisan Larges. Namun pada awal bulan ini, pengadilan tinggi, General Assembly Permanent Judicial Commission mengeluarkan sebuah peraturan teknik yang membolehkan Presbytery mulai memeriksa kemungkinan bagi Larges untuk ditahbiskan.
Berbicara di hadapan presbytery pada Selasa lalu, Larges mengindikasikan bahwa dirinya tidak akan mengikuti standar konstitusional gereja yang berlaku di negara tersebut, “Mereka yang dipanggil melayani di gereja untuk membawa jiwa hidup dalam kepatuhan terhadap Ayat Alkitab dan menyesuaikan diri pada pengakuan standar gereja,” menurut The Layman Online.
Dalam bantahannya mengatakan bahwa kesetiaan tertingginya adalah kepada Kristus, dan bukan kepada Ayat Alkitab, katanya, “Membawa jiwa untuk hidup patuh pada Ayat Alkitab,” sama artinya menganggap kekuasaan Ayat Alkitab lebih tinggi dari kekuasaan Kristus dan membawa kita kembali hidup di bawah hukum,” seperti dilaporkan oleh The Layman.
"Saya tidak akan dan tidak bisa mengklaim kesucian dalam hidup melajang kecuali apabila sampai nantinya kesetiaan dalam ikatan hubungan antara dua orang berjenis kelamin yang sama diakui."
Pemungutan suara yang mengizinkan pentahbisan Larges pada Selasa lalu dianggap telah membuka cakrawala baru. Minister homoseksual lainnya di dalam denominasi secara terbuka tampil di hadapan jemaatnya setelah ditahbiskan. Diharapakan adanya putusan banding terhadap keputusan presbytery tersebut.
Tokoh Kristiani injili di Amerika Serikat mengecam seruan sebuah gereja di Florida yang ingin membakar Alquran pada tanggal 9 September sebagai peringatan tragedi runtuhnya menara kembar WTC. ...