Menyambut Ramadhan 1431 H, mendadak “KPK” berkunjung ke Kompleks Lokalisasi Tambak Asri, Surabaya, Jawa Timur. Di tempat pelacuran yang lebih dikenal dengan nama Kremil tersebut, “KPK” memasuki tiap wisma serta menemui Pekerja Seks Komersial (PSK) dan mucikari .
Namun “KPK” yang satu ini bukanlah Komisi Pemberantasan Korupsi, tapi Komunitas Peduli Kremil yang baru sebulan ini dibentuk. Anggotanya berasal dari bermacam-macam latar belakang termasuk keyakinan yang berbeda-beda pula.
Menurut Surabaya Pos, “KPK” melakukan aksi simpatik berupa pembagian 250 jilbab. Sasarannya sendiri adalah para PSK dan Mucikari yang menghuni kompleks Lokalisasi Kremil.
Menurut Daniel Lukas Rorong selaku humas dan koordinator aksi, tujuan digelarnya aksi simpatik ini, selain mengingatkan bahwa bulan suci Ramadhan 1431H akan segera tiba, diharapkan agar mereka (PSK dan Mucikari) dapat memanfaatkan bulan penuh ampunan tersebut untuk kembali ke jalan-NYA yang lurus.
“Untuk itu, kami memberikan jilbab ini sebagai simbol agar mereka kembali ingat kepada Sang Pencipta. Serta menggugah kesadaran dan keimanan pada masyarakat Lokalisasi Kremil khususnya para PSK dan Mucikarinya,” ujar Daniel.
Tak hanya itu, aktivis “KPK” juga membawa aneka poster yang bertuliskan: “Tak Peduli yang “Kotor” dan yang mengaku “Bersih”, Sambut Ramadhan dengan Hati yang Suci”, “Hapuskan Dendam, Bersihkan Hati, Luruskan Niat, Siapkan Hati untuk Jalani Bulan Penuh Hikmah”, dan “Tingkatkan Saldo Iman Anda Sebelum “Masa Aktif” Anda Habis”.
Menariknya, yang terlibat dalam aksi simpatik ini tidak hanya dari umat Muslim saja, bahkan perwakilan umat Kristiani pun ikut serta. Mereka terdiri dari pendeta, penginjil sampai aktifis Kristen.
Bahu-membahu dan kompak, aktivis “KPK” itu membagi-bagikan jadwal Imsakiyah Romadlon 1431H pada setiap orang yang ditemui, tak terkecuali pengendara motor yang melintas serta para tukang becak. Bahkan, jadwal puasa itu juga ditempelkan di setiap wisma yang dijadikan sebagai tempat prostitusi.
Tak hanya aktivis “KPK”, Sudarwati Rorong legislator dari Partai Damai Sejahtera pun tak mau ketinggalan untuk terlibat dalam aksi simpatik ini. Bahkan Sudarwati yang juga anggota DPRD Surabaya 2009-2014 ini juga ikut membantu memakaikan jilbab kepada para PSK dan Mucikari.
Banyaknya Peraturan Daerah yang memberlakukan hukum agama tertentu dinilai sangat berbahaya. Hal itu dinilai Ketua MK akan memecah belah bangsa dan mengganggu integritas bangsa. ...