Novelis Damien Dematra menulis sebuah novel "Kau Bakar, Aku Bakar" yang diluncurkan pada Rabu (11/8/2010), di Kantor Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Jalan Cikini II, Jakarta Pusat.
Novel ini ditulis Damien, yang bukan seorang Muslim, ini merupakan bentuk keprihatinan dan kesedihannya atas rencana Hari Pembakaran Al-Quran pada 11 September 2010, yang dimotori kelompok non denominasi, Dove World Outreach Center, di bawah pimpinan Senior Pastor Dr. Terry.
Tujuan novel ini adalah untuk mencegah dan melawan rencana Terry melalui jalur komunikasi budaya dan sastra. "Saya membela ini bukan karena saya berada di pihak yang menjadi korban. Saya ingin menyerang Terry dan membuatnya tidak nyaman dengan cara saya. Rencananya ini tidak boleh terjadi. Walau dia merasa langkahnya aman dan tidak bisa dijerat dengan hukum Amerika. Tapi kita bisa membuatnya tidak nyaman," kata Damien seperti diberitakan Kompas.
Rencana Terry sudah dipublikasi di Amerika Serikat, pekan lalu dan mendapat kecaman dari seluruh dunia. Kecaman tak hanya datang dari kelompok Muslim, tetapi juga dari tokoh lintas agama.
"Saya merasakan kepedihan dengan rencana pembakaran Al Quran yang akan dilakukan pada 11 September, bertepatan dengan perayaan Hari Kemenangan umat Muslim. Tujuannya bukan komersil. Bagian dari panggilan batin. Ini masalah serius. Sekarang kita belum lihat dampaknya. Jangan sampai rencana ini memicu perang antar agama," kata Damien, yang juga Koordinator Nasional Gerakan Peduli Pluralisme.
Melalui novel ini, ia ingin menyampaikan kerisauan sebagai umat manusia akan peristiwa yang bisa memicu konflik. Dalam novel ini, Damien juga memuat respon dan kecaman yang telah dilakukan di Indonesia oleh tokoh lintas agama ketika rencana itu dipublikasikan.
Dalam rangkaian mencegah terealisasinya rencana Pastor Terry itu, tokoh lintas agama yang dimotori Damien sudah melakukan audiensi dengan pihak Kedutaan Besar Amerika Serika di Jakarta. "Kami diterima oleh kepala bagian politiknya. Mereka menyatakan kepedihan mendalam dan akan berkoordinasi dengan Washington agar peristiwa itu tidka terjadi," ujarnya.
Novel ini berkisah mengenai kehidupan Pendeta Abraham Kaligis berkisar di seputar melayani jemaat dan berorganisasi. Suatu hari, rekannya memberikannya sebuah email yang berisi ajakan Pastor Terry Jones dari Gainesville, Florida, AS, sebuah gereja kecil yang ingin melakukan hari pembakaran Al-Quran sedunia untuk mengenang tragedi WTC 11 September.
Namun, kehidupan Pendeta Abraham tiba-tiba berubah. Nuraninya terusik, membayangkan kepedihan umat Muslim akan ketidakadilan ini. Kepeduliannya membuatnya bertanya-tanya. Reaksi dan keresahaan sedahsyat apa yang akan terjadi pada bangsa yang dicintainya?
Dalam perjuangannya berbela rasa, hatinya terhanyut dalam pengelanaan iman yang hakiki tentang agama dan Tuhan. Bersama dengan itu, batin Khaidir, seorang Muslim di belahan bumi berbeda juga menemukan keresahan yang sama dan berusaha menemukan titik kedamaian.
Secara garis besar, novel ini mengajak agar umat beragama tak terprovokasi atas aksi-aksi yang bisa mengadu domba dan mencoba menempatkan diri pada posisi umat lainnya.
Kilat
Novel ini ditulis "kilat" oleh Damien. Dimulai pada hari Minggu (8/8/2010) pagi, hingga Senin (9/8/2010) malam. "Selasa pagi dicetak oleh percetakan Gramedia. Novel ini akan beredar di toko buku nasional seharga 30.000 rupiah. Yang tidak bisa membelinya, bisa mengaksesnya secara gratis melalui e-book," papar Damien.
Secara gratis, buku ini bisa diakses melalui www.gerakannasionalmenulis/tokobuku.com.
Pemimpin gereja Katolik kecewa dengan film 'Eat Pray Love' yang dibintangi Julia Roberts. Film ini dinilai sebagai sebuah kegagalan karena telah ...