Seorang penduduk Kenya membaca koran lokal yang menunjukkan berita utama di Nairobi, Sabtu Oktober 10 2009, setelah pengumuman Penghargaan Perdamaian Nobel untuk 2009 untuk Presiden AS Obama pada Jumat. Pengumuman ini disambut sukacita di Kenya, yang memiliki kaitan spesial untuk Obama, putra seorang ekonom Kenya dan antropolog Amerika. (Foto: AP Images / Khalil Senosi)
Berita Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendapat Hadiah Nobel Perdamaian Jumat lalu menghasilkan reaksi kebingungan di seluruh dunia - mulai dari pujian tinggi dan persetujuan sampai kritik dan ketidak-percayaan.
Meski beragam, reaksi umum adalah terkejut karena Obama bekerja kurang dari dua minggu sebelum batas nominasi 1 Februari tahun ini dan bahwa Obama baru mengelindingkan bola dan belum menunjukkan permainannya.
"Hadiah Nobel diberikan menurut keyakinan diatas dasar kebenaran? Sepertinya orang Skandinavia memulihkan akar Lutheran mereka," komentar Dr Russell D. Moore, dekan Sekolah Teologi dan wakil presiden senior untuk Administrasi Akademik di The Southern Baptist Theological Seminary.
"Ini seperti penghargaan Pulitzer untuk buku yang belum saya tulis," kata blogger Kristen populer Joanne Brokaw. "Semua orang menganggap itu ide yang hebat; apa yang harus saya lakukan adalah benar-benar menuliskannya. Yang dalam hal ini mungkin atau mungkin tidak layak dibaca, apalagi menghasilkan kesuksesan."
Namun menurut Komite Nobel Norwegia, sejauh ini Obama menyumbang kontribusi substansial menuju perdamaian dan lebih jauh lagi menjadi "juru bicara terdepan" untuk "tepatnya" sikap dan kebijakan internasional yang diupayakan komite selama 108 tahun usianya.
"Obama sebagai Presiden telah menciptakan iklim baru dalam politik internasional. Diplomasi multilateral mendapatkan kembali posisi utama, dengan penekanan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga internasional lainnya dapat berperan," kata lima anggota komite dalam pernyataannya Jumat.
"Visi dunia yang bebas dari senjata nuklir telah mendorong perlucutan senjata dan negosiasi pengaturan senjata. Berkat inisiatif Obama, AS kini memainkan peran yang lebih konstruktif dalam memenuhi tantangan iklim besar yang dunia hadapi. Demokrasi dan hak asasi manusia harus diperkuat," tambah mereka.
Beberapa pemimpin Kristen di dunia juga membela pemberian Hadiah Nobel untuk Obama.
"Saya pertama kali mendengar panggilan untuk dunia yang bebas dari senjata nuklir dari Presiden Ronald Reagan saat berbicara di depan National Association of Evangelical lebih dari dua puluh lima tahun yang lalu. Hadiah Nobel untuk Presiden Obama mengakui dan melestarikan visi Reagan," komentar Presiden NAE (Asosiasi Injili Nasional di Amerika Serikat) Leith Anderson.
Sementara itu Pendeta Dr Ishmael Noko, sekretaris jenderal Federasi Lutheran se-Dunia, melihat bagaimana Obama "ikut menggerakhan gelombang harapan di seluruh dunia."
"Dia mengakui aspirasi fundamental bangsa dan manusia adalah aspirasi berbagi, dan telah mengafirmasi pentingnya kerjasama internasional dalam mencapai hal tersebut," kata pemimpin Lutheran itu dalam pernyataannya Jumat.
"Dia telah mulai memulihkan hubungan yang rusak, termasuk melintasi batas iman. Ini adalah kontribusi yang sangat signifikan untuk kemajuan menuju perdamaian dan keamanan, dan fondasi penting untuk menghadapi krisis global yang kita harus hadapi," tambah Noko.
Dalam komentarnya, "Obama yang "sangat terkejut" mengakui kalau ia tidak pantas untuk berada "di tengah begitu banyak tokoh-tokoh transformatif yang diberikan penghargaan ini - pria dan wanita yang telah mengilhami saya dan menginspirasi seluruh dunia melalui keberanian mereka mengusahakan perdamaian."
"Tapi saya juga menyadari penghargaan ini mencerminkan jenis dunia yang ingin dibangun para laki-laki dan perempuan itu - sebuah dunia yang memberikan hidup bagi janji pendahulu kita," tambahnya.
Obama juga mengatakan Nobel Perdamaian, di sepanjang sejarahnya, tidak hanya menghormati pencapaian spesifik, tapi juga memberikan momentum untuk berbagai upaya.
"Dan itulah sebabnya saya akan menerima penghargaan ini sebagai panggilan untuk bertindak - panggilan untuk semua bangsa menghadapi tantangan bersama di abad 21," ujarnya.
Sejak 1901, Penghargaan Nobel diberikan untuk pencapaian dalam fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra dan perdamaian.
Dalam pernyataannya hari Jumat, Komite Nobel mengatakan mereka melampirkan "kepentingan khusus" untuk visi Obama dan pekerjaannya untuk dunia tanpa senjata nuklir.
"Sangat jarang orang yang memiliki tingkat yang sama seperti Obama menangkap perhatian dunia dan memberikan harapan masa depan yang lebih baik," tambah komite.
Pemenang tahun lalu, Martti Ahtisaari, mantan presiden Finlandia, dianugerahi atas usahanya menyelesaikan konflik internasional di beberapa benua selama lebih dari tiga dekade.
Tahun sebelumnya, komite menganugerahi Nobel Perdamaian pada Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim dan mantan wakil presiden AS Al Gore atas usaha mereka untuk membangun dan menyebarkan pengetahuan yang lebih besar tentang perubahan iklim, dan meletakkan fondasi untuk langkah-langkah yang diperlukan untuk melawan perubahan.
Pemenang lainnya di masa lalu termasuk Ibu Teresa, Martin Luther King Jr, mantan Presiden Jimmy Carter, dan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
Untuk penghargaan tahun 2009, panitia mengumpulkan rekor 205 nominasi. Panitia tidak mengungkapkan nama kandidat dan memeteraikan dokumen selama 50 tahun.
Relevansi, serangan agresif sekularisme, dan ancaman ekstrimisme adalah tantangan bagi semua orang beriman, kata mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di konferensi dialog Muslim-Kristen yang cukup besar minggu ini. ...