Foto: (kiri) Pendeta Luspida Simanjuntak dipukul di pelipis kirinya dalam insiden kekerasan oleh orang tak dikenal di Gereja HKBP Ciketing, Bekasi, Minggu, 12 September 2010. (Kompas.com Heru Margianto) , (kanan) Penatua Asian Lumbantoruan Sihombing dalam perawatan dokter. (Dokumen Pribadi)
Kementerian Dalam Negeri berencana akan menengahi sengketa pembangunan gereja di Kampung Ciketing, Bekasi. Hal tersebut disampaikan Kapolres Bekasi, Komisaris Besar Polisi Imam Sugiarto, Minggu 12 September 2010.
"Tanggal 22 (September) nanti akan ada rapat yang ditengahi Ditjen dari Depdagri (Kemendagri) bersama pihak-pihak terkait," kata Imam kepada VIVAnews.
Dia berharap dalam pertemuan itu ditemukan solusi atau jalan tengah terkait pengunaan lahan kosong yang sedianya akan dibangun gereja tersebut. "Dengan demikian, saya tegaskan peristiwa penusukan tadi itu murni kriminal," kata Imam.
Sebelumnya, dua jemaat Gereja HKBP Pondok Timur Indah (PTI) bersimbah darah ditikam dan dipukul orang tak dikenal. Pada Minggu (12/9), sekitar pukul 08.45 WIB, jemaat HKBP PTI mengalami kendala saat berjalan beriringan menuju lokasi peribadatan di sebuah lahan kosong di Jalan Ciketing Asem, Kelurahan/Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. Keduanya kemudian langsung dilarikan ke RS Mitra Keluarga Bekasi Timur.
Asia Lumbantoruan Sihombing, 50, salah satu korban menderita luka tikam benda tajam di bagian perut sebelah kanan, dan kini dalam keadaan kritis di ruang UGD. Akibat pendarahan hebat, korban harus menjalani operasi dan membutuhkan tambahan darah. Ia merupakan salah satu Penatua di gereja HKBP PTI.
Korban luka lainnya yakni Pendeta Luspida Simanjuntak menderita luka di pelipis kiri setelah dihantam benda tumpul. Tidak hanya itu, korban juga mengalami luka memar di kepala bagian belakang.
Menurut Pdt Luspida, sebelum kejadian puluhan jemaat berjalan menuju lahan kosong guna menjalankan ibadah. Dari arah berlawanan atau sekitar 200 meter dari tempat ibadah, delapan orang yang mengendarai empat motor melaju lambat kemudian menyenggol iring-iringan jemaat. Akhirnya salah satu pelaku menikam korban (Asia).
Korban mengerang kesakitan seraya menahan luka di perut. "Saya membantu Pak Asia yang terjatuh namun kepala saya juga dipukul pelaku lain dan pelaku itu melarikan diri," kata Pdt Luspida.
Para pelaku mengenakan pakaian serba putih atau serupa dengan massa yang tempo hari demonstrasi di lokasi. "Saya mengenali wajah pelaku. Mereka yang pernah ikut berdemo," ujarnya.
Kondisi korban
Sementara itu, Pendeta Luspida Simanjuntak sudah diperbolehkan pulang kemarin. Namun Asia Sihombing harus dirawat intensif.
"Iya, sudah boleh pulang. Sekarang kami mau lapor ke Polres Bekasi," kata Luspida yang ditemui di RS Mitra Jakarta Timur, Bekasi, Minggu. Pelipis kirinya tampak diperban.
Sementara itu, Sihombing, sempat mengalami pendarahan pada perut sebelah kanan atas pascaoperasi, Minggu.
"Darah-darah kotornya keluar dari bagian perut yang luka," kata rekan Sihombing, Pdt Leonard Nababan ketika dihubungi Kompas.com, Senin. Kendati demikian, secara umum, lanjutnya, kondisi Sihombing stabil.
Menurutnya, kondisi Pdt Luspida Simanjuntak, yang kening dan pinggangnya mengalami luka akibat hantaman benda tumpul, juga dalam kondisi baik. Namun, Pdt Luspida masih butuh beristirahat di rumah sakit.
Mengenai pembiayaan rumah sakit, Gereja HKBP Pondok Timur Indah akan bertanggung jawab penuh. Diakuinya, pemerintah sempat menawarkan untuk membayar biaya perawatan keduanya yang dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur.
"Tapi, Gereja HKBP mempunyai integritas. Kami tidak akan tergantung dari pihak lain," katanya.
Bagaimana kondisi keuangan Sintua Sihombing dan Pdt Luspida? "Sebagai hamba Tuhan, keduanya tidak berkelebihan dan berkekurangan," kata Pdt Leonard.
Salah tangkap
Sementara itu, Kepolisian Bekasi yang di-backup Polda Metro Jaya, kata Imam Sugiarto, sudah berhasil mengidentifikasi para pelaku penusukan berdasarkan keterangan saksi-saksi. Dua orang sempat diamankan tapi ternyata tak terbukti terlibat.
Imam mengatakan, dua orang yang ditangkap itu sama sekali tidak terkait dengan peristiwa yang melukai dua orang tersebut.
Dua orang itu sempat dicurigai karena kedapatan membawa pisau di sekitar lokasi kejadian. “Itu kebetulan, pada saat kejadian dua orang tersebut berada di TKP, motor kita hentikan dan kedapatan membawa pisau dapur,” ucap kata Imam.
Dua orang itu kemudian dibawa ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya, mereka tak terkait kasus ini. Mereka hanya warga biasa yang kebetulan melintas membawa pisau. “Setelah kami lacak, ternyata mereka baru membeli pisau dapur dan kami telah cek kepada majikannya, dan majikannya membenarkan,” kata Imam.
Informasi ini meluruskan keterangan Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Komisaris Polisi Ade Ary Syam Minggu siang bahwa polisi berhasil menangkap dua dari delapan orang yang diduga pelaku penusukan terhadap Asia Lumbantoruan Sihombing.
Kombes mengaku optimistis para pelaku penusukan dapat diringkus hari ini.
Saat ini, tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi yang dibentuk Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Timur Pradopo terus memburu pelaku. "Kami sudah mengantongi identitas para pelaku. Insya Allah, hari ini ditangkap," ujar Kombes Imam ketika dihubungi Kompas.com, Senin.
Sementara itu, terkait sembilan orang saksi yang sempat diperiksa polisi, semuanya telah diizinkan kembali. Mereka usai diperiksa pada Minggu sore kemarin.
Seorang siswa yang menjaadi terdakwa kasus penistaan agama, Selasa, divonis satu tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Bekasi. ...