Para pejabat penting di wilayah bekas konflik Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (5/9), menggelar rapat mendadak menyusul isu kerusuhan Poso menjelang Lebaran ini.
Sebelumnya Sabtu (4/9) ditemukan salah satu bom aktif di Kelurahan Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Selang berikutnya Gereja Eklesia di Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota, dilempari orang tak dikenal yang mengakibatkan kaca-kaca gereja pecah.
Rapat yang berlangsung di rumah jabatan bupati itu antara lain dihadiri Bupati Poso Piet Inkiriwang beserta wakilnya T. Syamsuri, Sekretaris Daerah Amdjad Lawasa, Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Besar Roem Taat, Dandim 1307 Poso Letkol Bobby Prabowo, Kepala Kementerian Agama Nasrudin L Midu, Ketua Forum Komunikasi Antar Umat Bergama (FKAUB) Poso Malik Syahadat, Pendeta Pantekosta Ronal Hani, dan Kepala Kesbang Poso Arnold Bouw.
Bupati Piet Inkiriwang menyatakan, pertemuan tersebut antara lain membahas akan meluasnya isu-isu yang berkembang di tengah-tengah masyarakat terkait akan adanya penyerangan kelompok tertentu termasuk temuan benda yang dicurigai bom dan perusakan gereja.
Ia menjelaskan semua laporan dan data di lapangan dibahas dalam pertemuan itu untuk selanjutnya seluruh aparat, tokoh agama dan semua elemen akan segera turun ke masyarakat untuk menjernihkan isu tersebut. Diyakini isu tersebut sama sekali tidak benar. “Kita minta seluruh warga Poso tidak terpancing oleh isu-isu yang menyesatkan ini," harap Piet.
Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Besar Roem Taat mengakui telah menemukan bom rakitan di Tangkura, Poso pesisir Utara pada Sabtu kemarin. Bom itu telah dijinakkan tim Gegana. "Bom itu diurai di Markas Brimob Poso. Diketahui benda tersebut merupakan bom rakitan kemungkinan besar adalah bom sisa konflik Poso yang tercecer,“ katanya.
Gereja diserang
Dia mengatakan, pihaknya telah menerima laporan perusakan kaca jendela Gereja Eklesia yang terletak di Jalan Pulau Seram, Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota. Perusakan kaca jendela tersebut belum diketahui motifnya.
"Laporan masuk kerusakan pada hari Sabtu (4/9) sekitar pukul 13.00 WITA setelah pendeta setempat melihat kaca jendela yang pecah-pecah," sebut Kapolres yang meminta masyarakat tidak mengembangkan sendiri terkait pecahnya kaca jendela gereja tersebut.
Namun, perusakan kaca jendela Gereja Eklesia tidak mempengaruhi jemaatnya. Buktinya, pada Minggu (5/9) para jemaat tetap melakukan ibadah Minggu. "Jemaat tidak terpengaruh dan pendeta juga telah mengimbau jemaat untuk tidak terprovokasi," ujar Pendeta Ronal Hani.
Ketua FKAUB Poso Malik Syahadat mengungkapkan, isu yang selama ini berkembang terkait akan adanya penyerangan kelompok tertentu tidak mempengaruhi aktivitas warga. "Dapat kita lihat, aktivitas warga hingga kini berjalan normal, termasuk safari Ramadan berjalan baik," jelas Malik.
Sumber: Tempo
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat UU No.8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (ormas) direvisi. Kesepakatan ini meyusul marakinya tindak kekerasan yang dilakukan ormas tertentu. ...