Pada akhir bulan lalu, peresmian tiga Alkitab Perjanjian Baru dibayangi dengan konflik terbaru antar suku di lembah dimana pusat terjemahan Alkitab utama berada. Banyak anggota Wycliffe tinggal dan bekerja di lembah itu.
Heather Patrick telah menghabiskan 30 tahun terakhir tinggal dan bekerja di Papua Nugini dan sekarang ini berada di Inggris. Dia mengatakan bahwa kekerasan tersebut bukan suatu hal yang mengejutkan.
“Sangat menyedihkan mendengar tentang kekerasan tersebut, sedih, tetapi tidak terkejut,”ujarnya. “Dengan diresmikannya tiga buah Alkitab Perjanjian Baru pada bulan lalu dan perkembangan yang dialami di beberapa proyek terjemahan lainnya, seharusnya bukanlah hal yang mengejutkan bagi kami apabila setan ingin membuat segala sesuatunya sulit.”
Kekerasan telah berkobar di sekitar pusat Ukarumpa beberapa pekan ini, gangguan terakhir diakibatkan oleh sebuah perselisihan panjang prihal akses memperoleh air bersih.
Wycliffe mengatakan perselisihan tersebut telah memperbarui konflik suku asli dan membawa kekerasan tersebut ke dalam dan luar dari pusat, dari tempat asal kepada tim ahli bahasa internasional dan para pekerja pendukung yang mendedikasikan diri bagi proyek-proyek terjemahan Alkitab.
Sebuah komplotan kriminal memasuki rumah seorang karyawan secara paksa dan mengambil kendaraan, tetapi sejauh ini belum ada kerugian yang dialami oleh para staff pusat.
Meskipun merupakan sebuah kepulauan yang relatif kecil, Papua Nugini memiliki 830 bahasa. Tiga buah Alkitab Perjanjian Baru didedikasikan bagi kelompok bahasa Iyo, Gapapaiwa dan kelompok-kelompok bahasa Minaveha, sedangkan sebelas lainnya dijadwalkan akan diresmikan pada tahun depan.
Wycliffe mengerjakan terjemahan sebanyak 185 bahasa, dengan sekitar 300 bahasa masih menunggu untuk diterjemahkan.
Sebuah organisasi pelayanan yang bekerja dengan orang-orang Kristen teraniaya meluncurkan kampanye menentang resolusi PBB yang dianggap dapat ...