Front Pembela Islam (FPI) bersedia menemui Komisi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) untuk berdialog membahas langkah antisipatif terhadap rencana pembakaran Alquran pada 11 September di Amerika Serikat.
Ketersediaan FPI untuk berdialog dengan perwakilan agama lain tersebut disampaikan Koordinator Gerakan Peduli Pluralisme (GPP), Damien Dematara dalam jumpa pers di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (21/8/2010).
"Kami sudah berdialog dengan FPI, syarat yang diminta, bersifat tertutup dan hanya boleh saya sendiri. Dan hasilnya, FPI siap mengadakan dialog. Memberikan slot jadwal minggu depan," katanya.
Minggu depan, kata Damien, FPI akan mengunjungi PGI dan KWI dengan mediator GPP. FPI juga sepakat melakukan dialog secara intensif dengan pihak lain yang berkaitan dengan isu agama di Indonesia. "Ternyata ada persamaan platform konsep pluralisme GPP dan FPI. Tidak ada penyamarataan agama dan tiap orang menghargai kemajemukan," katanya.
Menurut Damien, hal itu tidak dapat dipandang sebelah mata. "Langkah maju sekali hubungan GPP dan FPI karena dibutuhkan semua pihak saling bahu membahu," ujarnya.
Sebelumnya, Damien sebagai perwakilan GPP menemui pimpinan FPI, Habib Rizieq membicarakan persoalan pluralisme di Indonesia serta rencana aksi provokatif itu. Terhadap rencana aksi tersebut, masyarakat diminta tidak terprovokasi.
Romo Antonius Benny Susetyo dari Konferensi Waligereja Indonesia mengecam aksi rencana Dove World Outreach Center, sebuah gereja perjanjian baru non-denominasi di Gainesville, Florida, AS, yang menggagas hari pembakaran Alquran, pada 11 September ...