Tato dan Tindik bukan merupakan hal yang baru lagi bagi masyarakat di dunia khususnya di kalangan kaum muda. Banyak kawula muda saat ini menggandrungi tato dan tindik bahkan menjadikannya sebagai trend masa kini.
Berbagai alasan yang melatarbelakangi seorang memutuskan bersedia untuk ditato atau ditindik, antara lain karena pengaruh lingkungan pergaulan, anggapan sebagai suatu bentuk seni dan keindahan, bagian dari adat, atau karena kesenangan seorang dalam bidang melukis yang kemudian bereksperimen untuk menuangkan hasil karyanya dalam media lainya yang bukan kertas atas kanvas melainkan tubuh.
Menurut sejarah, konon tato selalu dikaitkan dengan ritual yang mengerikan dan mengeluarkan darah yang dipergunakan dalam ritual agama untuk menyelaraskan jiwa manusia dengan kekuatan gaib supaya jiwa tersebut bisa masuk ke dalam alam baka dengan tenang.
Selain itu, makna spiritual lainnya yang tersembunyi dalam tato antara lain adalah merupakan lambang perbudakan (dipakai oleh bangsa Yunani dan Roma kepada budak mereka); sebagai perantara untuk berhubungan dengan dewa-dewa, jimat pelindung, sombol akan arwah-arwah leluhu, sebagai tanda pengenal sekte-sekte tertentu, simboldalam ritual-ritual seks, serta lambang untuk mengambil bagian dalam pesta narkoba, dan berbagai hal yang berhubungan dengan pemberontakan, paganisme, mistik, kanibalisme, dan penyembahan terhadap setan. Tato dan tindik tetap merupakan jembatan menuju dunia roh.
Dalam Alkitab sendiri sepertin yang dikutip dalam Imamat 19:28; “Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu; Akulah Tuhan.” dengan jelas mengatakan bahwa tato dan tindik dilarang Tuhan.
Dari sisi kesehatan, tato dan tindik juga membawa dampak yang buruk dan menurut penelitian, orang yang memiliki tato memilki kemungkinan lebih besar terkena AIDS, Hepatitis B, C, Tetanus, Syphilis, TBC, dan beberapa penyakit lainnya.
Orang yang memiliki tato juga memiliki kecenderungan bersikap “rebellion” atau memberontak.
Sedangkan tindik sendiri juga merupakan hal yang tak kalah trend-nya dengan tato. Tindik umumnya dilakukan di beberapa bagain tubuh tertentu seperti di telinga, dekat alis mata, lidah, dan pusar. Yang mana bagian-bagian tubuh tersebut merupakan bagian dimana Tuhan berhubungan dan memberkati kita, dan setan berusaha untuk “menawan” panca indera kita dengan cara tindik ini.
Dari beberapa temuan yang diperoleh sebagai akibat dari tato dan tindik yang secara umum dapat disimpulkan bahwa tato dan tindik bukan hanya membahayakan bagi kesehatan manusia itu sendiri tetapi juga merupakan bentuk tipu daya serta cara setan untuk menyerang dan merusak Bait Allah, yang tak lain adalah tubuh kita sendiri.
Fakta lain yang diperoleh mengenai tato dan tindik ini adalah dapat mengakibatkan kecanduan dan ingin melakukan tindik atau tato lagi di bagian tubuh lainnya. Selain itu bukan hanya kalangan muda, bahkan tokoh figur, bahkan pemuka agama pun pernah melakukan tato atau tindik ini.
Namun demikian, banyak juga orang yang pernah ditato atau ditindik akhirnya menyesali perbuatannya dan tidak mengulanginya lagi. Bagi mereka yang pernah ditato atau ditindik, tidak perlu patah arang atau sedih, karena bagi mereka yang sungguh-sungguh menyesal dan ingin melepaskan diri dari jeratan tato dan tindik ini masih ada harapan untuk dipulihkan. Hanya dibutuhkan pertobatan dan tekad yang sungguh-sungguh untuk lepas dari jerat setan agar Tuhan dapat memulihkan mereka.
Berawal dari perjumpaannya dengan seorang misionaris, William Sudduth, Pdt. DR. Sulijanto “Kong” Leories atau yang akrab disapa dengan Pdt. Kong mulai tertarik menyelami tentang Tato dan Tindik, dan kemudian pada akhirnya tergerak untuk mengupas mengenai Tato dan Tindik dalam sebuah seminar yang bertujuan untuk memberikan gambaran lebih luas baik kepada orangtua maupun kaum muda khusunya serta masyarakat pada umumnya tentang bahaya yang mengancam di balik Tato dan Tindik.
Seminar bertajuk “What Behind The Ink?” (ada apa di balik tinta?) diselenggarakan oleh City Blessing Church dengan menghadirkan Rev. William Sudduth yang merupakan pakar mengenai tato dan indik serta telah melakukan penelitian mengenai tato dan tindik tersebut.
Rev. William Sudduth dalam bukunya berjudul “What Behind The Ink” menjelaskan secara mendalam tentang tato dan tindik serta dampaknya yang sangat buruk bagi kesehatan baik fisik maupun mental seseorang. Rev. William Sudduth atau yang akrab dipanggil Bill, adalah seorang pengajar di sekolah-sekolah dan kampus. Penelitiannya mengenai asal-usul tato dan tindik sampai menjadi trend bagi anak-anak muda dan segala kalangan menjadi suatu sumber yang sangat berguna untuk dibagikan kepada setiap bangsa.
Seminar “What Behind The Ink” ini akan digelar di dua kota di Indonesia, yakni pada 24-25, 28 Juli 2009 di Jakarta, dan pada 27 Juli, 2009 di Semarang. Selain itu, seminar tersebut juga akan diadakan pada 30-31 Juli, 2009 di Malaysia.
Pdt. DR. Sulijanto “Kong” Leories, yang adalah Ketua Sinode City Blessing Church (Gereja Kasih Anugerah) berharap agar melalui seminar “What Behind The Ink” ini dapat memberikan pencerahan kepada mayarakat umum, khusunya bagi para orangtua dan kaum muda seputar tato dan tindik serta dampaknya bagi kesehatan fisik maupun mental seseorang, dan bahwa masih ada harapan bagi mereka yang pernah melakukan tato dan tindik untuk menerima pemulihan dari Tuhan.
Pemimpin Gereja Katolik Keuskupan Timika Mgr John Philip Saklil Pr memprihatinkan pendidikan anak-anak asli Papua terutama suku Kamoro di yang kurang mendapat perhatian serius orang tua dan pemda setempat. ...