JAKARTA - Apakah anda sungguh mengasihi Kristus? Pertanyaan ini mungkin pernah muncul ke dalam diri setiap orang percaya. Namun apa wujud nyata bahwa kita mengasihi Kritus?
Dalam seminar yang diselenggarakan oleh Reformed Center Church Rabu (9/7) lalu bertempat di Reformed Center, Jakarta Pusat, dipaparkan bagaimana hidup orang-orang yang sungguh mengasihi Tuhan memenuhi panggilan untuk melayani misi pemberitaan Injil sampai akhir hidup mereka.
Seminar tersebut mengambil tema "Modern Missions in the Reformed Perspective" dengan pembicaranya adalah Rev. R. Stuart Delorme, Ph.D dimana Stuart menyampaikan dengan bahasa Mandarin kepada peserta yang hadir.
Yang ditekankan dalam seminar tersebut adalah motivasi dan tujuan dari misi di dunia yaitu supaya semua suku dan bangsa boleh memuliakan nama Tuhan dan bahkan bersuka cita karena-Nya. "Kita harus memuliakan Allah. Bukan hanya semua bangsa memuji nama Tuhan tetapi juga bersukacita karena Tuhan. Apakah anda mengasihi Tuhan? Jika engkau mengasihi Tuhan apakah engkau juga rindu bahwa semua orang di dunia juga memuji Tuhan," kata Stuart.
Stuart adalah Pendeta Senior di International Park Street Church, AS. Sebelumnya ia melayani di Go Ye Fellowship, Inc., sebagai pelayan lintas budaya bagi orang-orang Kazakhstan di Jerman, Turki, China, dan Kazakhstan. Subjek dari disertasi doktoralnya adalah pada orang-orang Kazakhstan di Kazakhstan setelah Soviet di mana dia menyelidiki permasalahan identitas dan bahasa. Dari tahun 1985-1989, Dr. DeLorme mengajar Literatur Inggris dan Amerika di Xinjiang-Normal University, Urumqi, China.
Pada awal seminar Stuart mengisahkan bagaimana pertama kalinya Tuhan memanggil dia untuk melayani di Mongolia dimana pada saat itu dia baru saja lulus dari universitas dan bagaimana dia kemudian menggumuli panggilan tersebut dalam doa berdoa untuk dia. Saat itu tidak ada gereja di Mongolia namun 20 tahun kemudian di Mongolia bagian luar ada sebuah gereja yang sangat diberkati dimana daerah Mongolia memiliki dua bagian yakni Mongolia dalam dan Mongolia luar.
"Kita akan memuliakan Tuhan dan bersukacita selamanya di dalam-Nya. Ini bukan hanya suatu teori saja," tegasnya.
Ia juga menceritakan kisah misionaris dari Inggris, John Eliot, yang datang ke Boston, Massachusetts, AS pada tahun 1631. Eliot berperan besar menginjili suku Indian Masshacusets. Untuk mencapai ini, Eliot menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Natick dan menerbitkannya sekitar tahun 1663. Pada tahun 1666, Eliot berhasil membuat tata bahasa Massachusett, bernama "The Indian Grammar Begun", yang juga diterbitkan. Sebagai misionaris antar budaya Eliot dikenal luas karena berusaha melestarikan budaya Suku Asli Amerika dengan menempatkan mereka di kota-kota terencana dimana mereka dapat meneruskan aturan mereka sebagai sebuah masyarakat Kristiani.
"Kalau kita mau menjadi bejana yang besar dan yang berharga di tangan Tuhan maka pertama kita harus bersandar kepada Tuhan dan bukan kepada diri sendiri. Kedua bahwa kita akan mengalami kesulitan. Dari awalnya memang yang kita hadapi adalah kesulitan. Tapi saat kita bersandar pada Tuhan, maka Tuhan akan memimpin," kata Stuart.
Menurutnya, ada dua motivasi untuk memulai penginjilan. Pertama, harus memiliki belas kasihan kepada orang kecil. Mereka yang miskin, sakit, mengalami bencana alam, yang level pendidikannya rendah, adalah motivasi baik untuk mengawali penginjilan. Dalam Matius dikatakan bahwa Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka. Dan belas kasihan merupakan motivasi yang baik bagi penginjilan, kata Stuart. Kedua, kita harus pergi untuk mencari jiwa-jiwa yang tersesat agar supaya mereka tidak masuk ke dalam neraka. Seperti tertulis dalam 1 Timotius 2:4 "yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran." Di Yehezkiel mengatakan bahwa Allah tidak suka orang-orang jahat binasa, "itu sebabnya mengapa kita perlu untuk membawa jiwa-jiwa yang tersesat kembali kepada Tuhan an mengenalkan kebenaran kepada mereka," kata Stuart.
Namun, motivasi terbesar mengapa kita melakukan penginjilan adalah dorongan agar tugas kemuliaan yang Tuhan percayakan kepada umat percaya dapat dipenuhi. Sebagaimana yang tertulis dalam Habakuk 2:14 "sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut," menjadikan bangsa-bangsa itu murid-Nya merupakan suatu amanat Tuhan yang harus kita penuhi dan patuhi.
Secara terpisah Stuart mengatakan, saat orang percaya melakukan penginjilan, mereka akan berhadapan dengan berbagai halangan dan batasan dari sekitar dan masyarakat. Untuk itu perlu diupayakan cara yang bijak untuk dapat menginjil orang lain, salah satunya dapat dimulai dari orang yang telah dikenal. "Penting untuk dapat memiliki komunikasi yang baik dan kepercayaan dari orang lain saat kita menginjil. Ini adalah salah satu cara bijak agar kita dapat menginjilin orang lain," katanya.
Pemimpin Gereja Katolik Keuskupan Timika Mgr John Philip Saklil Pr memprihatinkan pendidikan anak-anak asli Papua terutama suku Kamoro di yang kurang mendapat perhatian serius orang tua dan pemda setempat. ...