Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Konferensi Theologia & Pendidikan 2009 - Galang Sinergi untuk Pendidikan Kristiani

Maria F.
Reporter Kristiani Pos

Posted: May. 28, 2009 12:08:15 WIB

Bandung – Pendidikan Kristen merupakan salah satu jalur paling efektif untuk meraih jiwa bagi Kristus dan memberkati bangsa Indonesia. Untuk itu, gereja perlu untuk memanfaatkan peluang di dunia pendidikan yang masih terbuka luas ini dengan serius, dan jemaat pun perlu terlibat secara aktif, karena pendidikan adalah salah satu kebutuhan real masyarakat Indonesia yang masih belum terpenuhi dengan baik.

Kualitas pendidikan Kristen pada umumnya telah diakui dan dibuktikan oleh masyarakat Indonesia, hal ini dapat dilihat dari pilihan yang diambil masyarakat Indonesia yang lebih memilih sekolah-sekolah Kristen ketika gagal masuk di sekolah-sekolah negeri.

Pilihan terhadap sekolah Kristen tersebut umumnya didasarkan pada nilai-nilai istimewa yang dimiliki sekolah-sekolah Kristen, yang mana oleh masyarakat sekolah Kristen dinilai bermutu, dan juga memiliki disiplin tinggi.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan jaman, sekolah-sekolah Kristen juga dihadapkan pada banyak tantangan antara lain: persaingan yang semakin ketat, tuntutan peningkatan mutu pengajar, materi dan metode pendidikan, masalah pendanaan, serta pudarnya misi untuk meraih jiwa.

Dalam upaya mencari solusi bersama dalam menghadapi tantangan tersebut di atas, Departemen Theologia dan Pendidikan Sinode GBI menggelar untuk pertama kalinya Konferensi Theologia dan Pendidikan 2009 yang berlangsung selama tiga hari (25-27 Mei, 2009) lalu di kampus Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), Bandung.

Tema yang diangkat dalam konferensi Theologia dan Pendidikan 2009 tersebut adalah “Menggalang Sinergi Melalui Koordinasi”

Konferensi tersebut bertujuan untuk mensinergikan seluruh lembaga pendidikan di lingkungan GBI dalam hal peningkatan kualitas SDM, metode, materi, dan manajemen pendidikan sesuai dengan misi selain itu juga untuk dapat belajar kiat-kiat membangun pendidikan yang bermutu melalui pengalaman-pengalaman berbagai tokoh pendidikan Kristen baik dari luar maupun dalam GBI.

Konferensi Theologi dan Pendidikan 2009 tersebut merupakan yang pertama kali terselenggara dan secara resmi dibuka oleh Pdt. Yosia Abdisaputra, S. PAK selaku Ketua BPH Departemen Theologia dan Pendidikan Sinode GBI.

Para peserta yang hadir dalam konferensi tersebut tak kurang dari 200 orang meliputi para pendidik, pengelola lembaga pendidikan atau para pengusaha yang peduli terhadap dunia pendidikan, serta lembaga-lembaga pendidikan GBI yang ada di seluruh Indonesia.

Turut hadir sebagai pembicara tamu dalam acara Konferensi Theologia dan Pendidikan 2009 adalah: Colin Beaton (Mentor Teacher College) Universitas Pelita Harapan,Ir. Jarot Wijanarko (Happy Holy Kids), Ir. David Tjandra (Yayasan IPEKA, Jakarta), Ir. Daniel Nuhamara, M.Th (Ketua PERSETIA, Dekan Fakultas Pendidikan Agama Kristen Satya Wacana, Salatiga), serta Pdt. Dr. B Tarigant (ketua Yayasan Pendidikan Petra dan pendiri kampus ITHB, Bandung)., serta Ir. Samuel Tarigant, MBA (Rektor ITHB, Bandung).

Sedangkan para pembicara dari GBI antara lain: Pdt. Rubin Adi Abraham, (ketua Departemen Theologia dan Pendidikan Sinode GBI), Pdt. Dr. Frans Pantan (ketua Biro Pendidikan DTP GBI), Pdt. Dr. Gernaida Pantan., D.Min (Rektor ITKI, Jakarta), dan Dr. Andreas Rusmanto (STT. Kharisma Bandung).

Dalam pemaparannya, Colin Beaton, Grad. Dip. Curr., M.Ed., Ph.D (Mentor Teacher College) Universitas Pelita Harapan (UPH) mengatakan tentang pentingnya pengadaan guru-guru Kristen yang berkualitas untuk mengajar di sekolah Kristen.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa tantangan yang dihadapi oleh banyak sekolah-sekolah Kristen dewasa ini adalah bagaimana untuk dapat mencapai standar internasional dan tantangan untuk dapat menerapkan pendidikan yang sungguh-sungguh dapat membawa transformasi bagi bangsa.

Colin mengatakan bahwa tahun depan UPH akan siap meluluskan tenaga pengajar sebanyak 200 orang dan tahun berikutnya diperkirakan sebanyak 300 pengajar akan dihasilkan oleh UPH.

Ditambahkan pula, bahwa para calon guru yang dididik di Universitas Pelita Harapan juga dibekali dengan pengetahuan mengenai kelemahan sistem pendidikan yang ada di Indonesia, agar mereka dapat memahami dan melakukan perubahan yang lebih baik serta melakukan transformasi kepada generasi selanjutnya.

UPH juga berupaya untuk mencetak guru-guru yang bukan hanya profesional dan memiliki standar tetapi juga yang memiliki kemampuan dan mau melakukan transformasi,”tegasnya.

Dilain pihak Pdt. Dr. B. Tarigant mengatakan bahwa saat ini dibutuhkan kelompok manusia yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang tinggi, semangat tinggi, serta memiliki motivasi untuk membangun bangsa, dan yang terpenting manusia yang takut akan Tuhan.

Ada empat kriteria manusia yang dapat menjadi terang yang menjadi manusia harapan bangsa menurut Pdt. Dr. B. Tarigant yakni: hidup benar, tidak ikut dalam kecurangan, menjadi berkat, memiliki hati untuk membangun bangsanya, dan tidak ikut dalam kegelapan tetapi justru menerangi bangsanya.

Kenyataan yang dihadapi masa kini adalah fenomena dimana tingginya tingkat intelektualitas generasi muda justru diiringi dengan tingginya degradasi moral di kalangan generasi muda, dimana banyak generasi muda yang memiliki intelektualitas tinggi, namun jatuh pada perangkap kejahatan dan hilangnya hati takut akan Tuhan.

Ini merupakan tantangan yang harus dijawab dan dipenuhi oleh sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Kristen di Indonesia untuk dapat mencetak manusia-manusia yang memiliki kualitas unggul dan takut akan Tuhan," katanya.

Next Story : Pendeta: Jangan Pertentangkan Sains dan Agama

More news in education

Uskup Timika Prihatinkan Pendidikan Anak Papua

Pemimpin Gereja Katolik Keuskupan Timika Mgr John Philip Saklil Pr memprihatinkan pendidikan anak-anak asli Papua terutama suku Kamoro di yang kurang mendapat perhatian serius orang tua dan pemda setempat. ...

Terpopuler

Headlines Hari ini